Sabtu, 29 Desember 2012

Wawancara Eksklusif TIME: "Morsi The Most Important Man in The Middle East"


Wawancara majalah TIME dengan Presiden Mohamed Morsi, 28 November 2012. Majalah TIME edisi Desember 2012 menjadikan Morsi sebagai sampul dengan judul "The Most Important Man in The Middle East". Wawancara ini diterjemahkan oleh ukhti Lia Aqeela, Jakarta. Selamat menyimak. [admin]

 [Catatan: sebelumnya TIME menuliskan nama panggilan sang presiden dengan “Morsy” berdasarkan desertasi doktoralnya di Universitas California Selatan; Para penasehatnya di Kairo menyampaikan penulisan yang digunakan saat ini adalah Morsi. Pihak protokoler meminta Presiden Morsi untuk menjawab pertanyaan dari editor dan reporter TIME dalam bahasa Arab, bahasa asli beliau, bahasa resmi Mesir. Alih-alih, sebagai penghormatan terhadap tamunya, ia lebih banyak menggunakan bahasa Inggris, yang telah rutin digunakannya sejak tiga dekade silam]

TIME: Anda sekarang berada di panggung dunia. (You’re on the world stage now.)
Presiden Mohamed Morsi: (berbahasa Inggris) Panggung dunia itu sangat sulit. Tidak mudah ketika berada di panggung dunia. Dunia sekarang ini jauh lebih sulit dibandingkan dengan saat revolusi dulu di negara anda (AS). Bahkan kian bertambah sulit. Dunia ini, semakin rumit, kompleks dan sulit. Strukturnya seperti spageti. Segalanya tercampur jadi satu. Jadi bagaimanapun juga kita harus menyikapi segala sesuatunya dengan tenang, sehingga kita semua – seluruh dunia, bisa berjalan bersama-sama dengan damai – dan mudah-mudahan damai dalam segala hal. Saya pikir anda tahu bahwa banyak orang suka mengatakan bahwa kita harus menjaga  kedamaian. Saya tidak sedang membicarakan kedamaian menurut makna tradisionalnya. (yang saya maksud) adalah damai pikiran, damai hati, damai dalam hidup bersama, dalam bermasyarakat, damai secara kultural, tidak sekedar damai dalam hal kemiliteran.
(beralih ke Bahasa Arab) terima kasih atas perhatian anda... (yang telah mengadakan sesi wawancara ini). Ini sebuah jembatan yang baik antara Mesir dan Amerika Serikat.
(dalam Bahasa Inggris) Yang saya maksud dengan Amerika Serikat, lebih merujuk pada orang-orang Amerika, bukan sekedar para pejabat otoritas, politisi dan semacamnya. Yang saya tahu, orang Amerika cukup ramah, beradab, mereka telah berjuang dan memberikan apa yang negara mereka miliki kepada dunia. Tentu apa yang kami lihat dari kejauhan sini tidak sama persis (dari realitanya), namun menurut saya, media saat ini telah membuat segala sesuatunya menjadi sangat dekat [yaitu, telah membuat dunia menjadi 'tempat yang lebih kecil'] dan warga dunia bagaikan sebuah komunitas perkampungan kecil, yang berkumpul bersama.
Angin sedang berhembus kesana kemari dan masyarakat disibukkan dengan gaya hidup mereka, tapi menurut saya, mereka sedang berharap untuk dapat melihat situasi dunia yang lebih baik pada masa kepemimpinan kedua Presiden Obama, situasi yang lebih rileks (tidak dalam 'ketegangan perang'). Saya pribadi ingin memanfaatkan situasi ini, untuk membangun sebuah jembatan yang kuat antara kami, antar negara timur tengah, masyarakat daerah timur tengah, masyarakat timur serta barat dan keseimbangan-keseimbangan seperti itu. Sehingga, masyarakat benar-benar merasakan bahwa mereka hidup dalam kedamaian, bahwa mereka tinggal dan berkedudukan kuat di negara mereka. Bahwa mereka benar-benar sedang melakukan yang terbaik untuk dapat meraih harapan, untuk hidup dalam situasi yang damai, merasakan demokrasi, kebebasan.
Rakyat disini (Mesir) tidak pernah mengalami hal-hal seperti itu selama lebih dari 30 tahun – lebih. Berpuluh tahun hidup dibawah rezim yang sangat supresif, sangat diktator .... dan pemerintahan saat itu tidak mau tahu penderitaan rakyatnya. Orang-orang merasa tidak dilibatkan dalam kesetaraan politik. Anda tahu, saya sendiri merasa menderita. Saya telah melihat negara-negara barat dan timur, pergi kesana-kemari, mempelajari sejarah dan melihat situasi yang sedang berlangsung, tentu saja selain (mempelajari) permesinan. [catatan: Morsi mendapatkan gelar doktor teknik mesin dari Universitas California Selatan pada tahun 1982] Saya banyak belajar saat saya tinggal atau singgah di berbagai tempat, terutama saat di Amerika Serikat, hidup bersama warga Amerika Serikat, beserta universitasnya, industrinya, pasar dan toko-tokonya.
Tentu saja saat itu media tidak sekuat seperti sekarang ini, tetapi setiap hari saya bangun pagi untuk menonton Good Morning America, Barbara Walters dan program-programnya yang hebat. Dan tentu saja, Walter Cronkite... dan saya belum lupa... para sandera di Iran [pada masa kepemimpinan Presiden Carter] .... [dan pada hari dimana ia meninggalkan kantornya] mereka melepaskan para sandera yang telah ditawan selama lebih dari setahun. Itu adalah perjuangan besar dan saat itu perdebatan terus berlangsung.
Segala sesuatunya berjalan dengan sedemikian rupa, antara dunia barat dan timur, serta selatan. Masyarakat di selatan juga merasakan banyak penderitaan dikarenakan mereka tidak memiliki kesetaraan dalam pergaulan internasional. Saat ini kami ingin membawa masyarakat kedalam pergaulan internasional, sehingga mereka merasa hidup di negara mereka, mereka bebas, mereka berbicara, mereka bergerak, mereka membuat sesuatu, mereka bekerja, mereka mendapatkan hasil, mereka gagal, apapun itu. Hal ini sangatlah penting. Ini adalah periode baru. Tidak hanya untuk Mesir atau masyarakat Arab, namun bagi saya, untuk dunia keseluruhan. Menelaah kembali kesalahan yang telah dilakukan di masa lalu, dan memperbaikinya, sebanyak yang kita mampu. Hal ini butuh waktu. Jadi, kecepatannya rendah, akselerasi tinggi. Bagaimanapun juga kami mendorong ke segala arah, berusaha mengatakan kepada warga dunia, dan meyakinkan seluruh pemerintahanan dan para pemimpinnya bahwa kita harus hidup dalam kedamaian.
Konflik tidak membawa kita pada stabilitas dunia. Bekerjasamalah. Bagaimana caranya kita untuk  bisa mewujudkan stabilitas dunia? Ini adalah perjuangan. Perjuangan yang sangat-sangat sulit. Memiliki budaya baru, budaya internasional, menghormati sebuah negara dan kultur masyarakatnya, budaya-budaya lokal mereka, namun dapatkah kita memiliki sebuah budaya internasional? Bisakah kita melakukannya? Sebuah budaya kerja sama, budaya menghentikan perang, pertumpahan darah. Budaya perdamaian adalah sarana perniagaan dunia, aksi-aksi para pejuang dimaksudkan untuk mempertahankan diri, bukan untuk menyerang, (para pejuang) menggunakan kekuatannya untuk kepentingan sipil diatas kepentingan mereka. Bagaimana kita melakukannya? Mewujudkan stabilitas dunia? Saya pikir kita semua bisa. Hal ini telah dilakukan sebelumnya, dua atau tiga abad silam. Tapi telah terjadi sesuatu dengan caranya. Dua kali perang dunia, lebih dari 50 juta orang tewas....
Saya tidak suka orang-orang di negara saya mengatakan, “AS adalah lawan kami,” karena saya tahu rakyat Amerika berbeda dari apa yang telah lama melekat pada pemerintahan mereka – standar ganda – dan anda pun tahu apa yang sedang terjadi di dunia ini. Namun saya pikir, saat ini saya sedang memulai sebuah era baru, yang didasarkan pada keseimbangan, hubungan yang saling menguntungkan dan saling menghormati oleh semua pihak. Afrika. Dunia Arab. Dunia Islam. Negara-negara Eropa, Rusia, Cina. Ini adalah sebuah kompetisi yang sangat sangat besar, kuat dan sulit.
Itulah mengapa saya nyatakan 'situasi saat ini tidak semudah seperti yang sebelumnya'. Saya masih ingat, ada sebuah ungkapan di AS, orang-orang mengatakan bahwa kami adalah bangsa dari seluruh bangsa (we are a nation of all nations). Ini adalah sebuah pernyataan ekspresif. Pernyataan ini mengungkapkan sesuatu secara singkat dan padat, bahwa 'kita dapat hidup bersama'. Saya pikir, AS telah berhasil mewujudkan sebagian besar dari ungkapan tersebut. Namun dipandang dari sisi internasional, ada sesuatu yang berbeda. Evaluasi yang dilakukan menunjukkan hal-hal yang berbeda.
Lalu bagaimana kita bisa melakukannya? Saat ini, di dunia, terdapat ketidakseimbangan ekonomi. Di salah satu pihak, ada bahan-bahan mentah (sumber daya alam, di negara-negara miskin -ed), di pihak lain terdapat teknologi dan produk penerapan-penerapan ilmiah tingkat tinggi. Mengambil bahan-bahan mentah, memproduksinya, menjualnya kembali, dengan perbedaan harga yang sangat besar, hingga yang miskin semakin miskin, yang kaya semakin kaya. Kami ingin membuat sebuah keseimbangan ekonomi, tidak hanya keseimbangan politik. Tentu saja keduanya berhubungan (ekonomi-politik). Namun demikian, menurut saya, dipandang dari segi sosial kemasyarakan, kita tidak mungkin sama persis, tak akan pernah bisa. Pun secara kultural, kita tidak bisa sama.

TIME saat wawancara Morsi di Istana negara
TIME: Bagaimana rasanya membuat kesepakatan bersama presiden Obama selama gencatan senjata di Gaza?
Presiden Obama sangat membantu, sangat membantu. Dan saya percaya apa yang ia lakukan sejalan dengan niatannya (mencipta kedamaian). Kami melakukan perundingan bersama soal gencatan senjata, ini sangat penting, setelah itu baru kami dapat membicarakan perbedaan (keinginan) antara orang-orang Palestina dan Israel. Hal ini tidak gampang. Sangat sulit. Kedua pihak sama-sama berbicara tentang perbedaan. Sementara kami menginginkan mereka berbicara mengenai persamaan.... saat ini kami sedang menjalankan tugas tersebut sebaik mungkin.
Jika kami bisa sukses 60 – 70%, saya anggap itu sebuah keberhasilan besar. Kedepannya, wilayah ini (Palestina-Israel) akan menjadi lebih baik, asalkan kedamaian menjadi perhatian bersama. Stabilitas wilayah Palestina-Israel ini, (beserta) Mesir dan sekitarnya, sangat penting. Karena itulah kami yang di Mesir memiliki tantangan besar. Kekuatan lama negara ini (sisa-sisa rezim -red) berusaha kembali. Tidak diragukan lagi. Anda juga bisa melihatnya di Tunisia. Anda bisa melihat hal yang sama di Libya. Dan anda bisa benar-benar menyaksikannya di Suriah, tujuannya adalah mengembalikan situasi kembali seperti dulu. Kami bertarung melawan tujuan (sisa-sisa rezim) tersebut, bukan individunya. Wilayah-wilayah ini seharusnya memiliki kesempatan untuk berkembang. Biaya untuk perkembangan ini jauh, jauh lebih murah dibandingkan biaya perang. Semua orang berusaha kuat untuk mendapatkan situasi yang lebih baik, kehidupan yang lebih baik untuk anak-cucu mereka, untuk wilayah mereka.
Hal ini membutuhkan waktu panjang. Ini adalah sebuah kondisi bottle-neck* yang menyita banyak waktu (situasi tersumbat oleh sistem warisan lama yg belum diperbaiki -ed). Di Amerika Serikat sendiri, situasi bottle-neck seperti ini telah menyita waktu dan menumpahkan darah, dalam jangka waktu lama, tidak sebentar. Dan Abraham Lincoln dipandang sebagai sosok bersejarah yang menunjukkan kepada orang-orang bagaimana bisa bersatu setelah perang dan mewujudkan situasi negara yang lebih baik. Ia telah diberi kesempatan, dan menurut saya ia menuai keberhasilan pada sebagian besar usahanya. Penderitaan kemudian melahirkan stabilitas. Atau, memaksakan terciptanya stabilitas saat menyadari bahwa penderitaan hanya berlangsung pada saat proses kelahiran, setelah itu rakyat akan menyadari bahwa mereka harus tetap berpegang pada apa yang telah dicapai.
Maka ketika (warga) dunia memandang dirinya dan menyaksikan apa yang sedang terjadi, menurut saya saat ini mereka menyadari, orang2 di dunia ini menyadari, bahwa kebebasan itu lebih baik dibandingkan dengan kediktatoran. Demokrasi itu lebih baik untuk kehidupan dunia. Jika terdapat kediktatoran di sebuah titik di dunia ini, dimana orang2 tidak memperoleh kebebasan, mereka tidak mendapatkan kepuasan, tidak menemukan makanan atau tempat berteduh, mereka berada di bawah garis kemiskinan, maka titik ini berbahaya bagi dunia keseluruhan, karena orang2 itu akan berpindah, dan mereka berpindah ke tempat yang berbeda2. Mereka akan membawa perasaan buruk terhadap orang lain. Mereka bisa saja bersikap jelek. Mereka  bisa saja bersikap salah. Lalu bagaimana kita menjamin pembangunan untuk Afrika, untuk Timur Tengah, untuk negara2 di wilayah ini? Rakyat Mesir siap. Kami memiliki sumber daya. Kami memiliki potensi. Kami memiliki populasi yang boleh dikatakan unik dan beragam. Kami siap. Kami telah berada di jalan. Kami sedang mencoba mendorong kemudian beranjak. Hal ini tidak mudah. Butuh momentum yang sangat tinggi untuk bisa mendorong terjadinya semua ini.
Kapal kami, entah bagaimana, tergeletak di atas pasir, bukan di air, maka kamu harus menariknya maju, bukan mundur, ke air yang jernih. Tidak mudah. Untuk menjalin hubungan yang baik dengan dunia, membantu pembangunan, menciptakan integrasi antara pembangunan dan hubungan internasional dan investasi dan ekonomi, dan sekaligus juga menebar niat dan perbuatan baik. Kemudian untuk membangun hubungan timbal balik dan seimbang dengan pihak lain. Mencabut kebencian yang telah tertanam dalam hati. Selama ini, orang2 telah menjadi saksi: pertumpahan darah di Palestina dan tempat2 lainnya, Iraq dan Afghanistan, dan sekarang di Yaman, Libya. Perasaan mereka buruk. Segala upaya pemisahan Utara dan Selatan, Timur dan Barat, Darfur, apapun itu. Ketidakstablian di kawasan teluk. Ancaman terhadap Iran dan peranannya dalam hubungan politik internasional dan dunia. Pertarungan di ladang2 minyak. Hal-hal seperti ini bercampur jadi satu, dimana dibutuhkan kepemimpinan yang lebih kuat, yang memiliki visi...(harus ada pihak) yang mengambil peran kepemimpinan dan melakukan tindakan.
Sekarang adalah saat untuk bertindak. Segala hal prinsip telah disepakati. Namun pelaksanaannya? Tidak seorangpun mendebatkan prinsip-prinsip tersebut. Semua berbicara tentang kedamaian, semua berbicara tentang pembangunan, semua orang berbicara mengenai kemerdekaan negara. PBB dibentuk tahun 1947. Sebelumnya Liga Bangsa-Bangsa. Namun sebenarnya, di lapangan, tindakan yang diambil tidak tegas. Saya pikir, kita (PBB) ini ada lebih dari 190 negara.  Saat ini  Palestina sedang mencoba mejejakkan kaki di gelanggang (dunia). Dan kami membantu mereka. Bukan berarti mereka kemudian bisa menyerang yang lain. Saya pikir mereka tidak memiliki kemampuan ini. Maksimal yang bisa mereka lakukan adalah: bertahan, dan bertanya: Kehilangan apalagi yang harus kami alami?
TIME: Apakah sebenarnya al Ikhwan al Muslimin organisasi yang demokratis?
Dari segi definisi (demokrasi), ya. Dari makna yg luas, ya, tentu. Organisasi ini tegak berdasarkan keyakinan, keyakinan Islam, kebebasan bagi semua orang, kebebasan berkeyakinan, kebebasan berpendapat, kesetaraan, stabilitas, HAM. ERA (Equal Right Amandement). Nilai-nilai itu tidak hanya ada di Amerika. Amandemen Kesetaraan Hak. Siapapun. Ini adalah sebuah keyakinan, semuanya berasal dari keyakinan kami: demokrasi, kesempatan yang merata. Namun juga ada tanggung jawab. Hukum. Konstitusi.
Mesir adalah sebuah negeri tua; dan juga sebuah negara tua. Konstitusi yang dipakai di Mesir juga cukup tua. 1923. Itu (konstitusi) yang pertama. Dan kami sedang melangkah menuju posisi yang lebih stabil. Kita tidak akan bisa mewujudkan stabilitas tanpa adanya kebebasan, demokrasi, (penjaminan) hak bagi setiap orang, kesetaraan hak, kesejajaran hak pria dan wanita, bagi Muslim, Kristiani, dan bagi siapapun yang ingin berpendapat. Kesamaannya, garis dasarnya, referensinya adalah, kebangsaannya, kewarganegaraannya – Mesir, itu saja. Dan hukum berlaku bagi semua orang.
Dulu terdapat banyak pelanggaran. Maka, usaha yang selama ini dilakukan oleh IM adalah membentuk sebuah negara institusional dan konstitusional, jadi menurut saya, saat kami mendapatkan kesempatan, ini menguntungkan seluruh warga Mesir, keuntungan bagi siapapun yang ada di Mesir, Kristiani dan Muslim dan keuntungan pula bagi IM dan pihak2 lain dengan adanya negara yang institusional dan konstitusional.
Saya sangat senang mendapatkan kebebasan yang sesungguhnya dalam berekspresi. Kebebasan yang sebenarnya dalam berkeyakinan. Dan kebebasan untuk menjalankan keyakinan agama. Saya senang, dan akan selalu senang dengan adanya peralihan kekuasaan. Saya adalah presiden terpilih. Tanggung jawab terbesar saya adalah menjaga kapal nasional ini mengarungi masa transisi. Ini tidak mudah. Warga Mesir bertekad untuk melangkah melalui jalan kebebasan dan demokrasi, dan inilah yang saya lihat. Keadilan (hukum) dan keadilan sosial. Pembangunan dalam makna komprehensifnya. Pengembangan SDM. Pengembangan industri produktif. Penelitian ilmiah. Pembangunan politik. Hubungan internasional yang seimbang dengan semua pihak, Timur dan Barat. Kami yang di Mesir merasa bersemangat dan secara personal saya pun bersemangat dalam menjaga kebebasan, demokrasi, keadilan dan keadilan sosial. IM pun seperti itu.
TIME: Dekrit yang dikeluarkan pekan lalu mengundang banyak kontroversi. Jika anda dapat mengulanginya lagi, apakah anda akan mengeluarkan dekrit yang berbeda? Merevisinya?
(berbahasa Inggris) Oh tidak, saya pikir tidak demikian. Yang saya lihat sekarang ini, warga Mesir bebas. Mereka bersuara saat mereka beroposisi dengan presiden, dan saat mereka menentang situasi yang tengah terjadi. Dan ini merupakan hal yang sangat penting. Itu adalah hak mereka dalam berpendapat, dan bersuara dan mengekspresikan perasaan dan menunjukkan sikap mereka. Namun ini adalah tanggung jawab saya, yang saya lihat lebih banyak dibandingkan dengan apa yang mereka lihat. Saya rasa anda telah mengetahui (hasil) jajak pendapat terkini. Menurut saya, lebih dari 80, sekitar 90% rakyat Mesir – berdasarkan hasil jajak pendapat tersebut – mendukung apa yang telah saya lakukan. Dan yang saya lakukan ini tidak bertentangan dengan (keinginan) rakyat. Namun berpihak pada rakyat, bersamaan dengan maslahat (yang dihasilkan). Ada sedikit perbedaan cara penyampaian pendapat sekarang ini dengan yang apa yang terjadi pada Januari 2011 (pada masa pemberontakan terhadap Presiden Hosni Mubarak). Saat ini muncul kekerasan yang tidak pernah kita lihat sebelumnya, yang menandakan bahwa sesuatu yang buruk sedang terjadi.
Ini adalah tanggung jawab saya, pada dasarnya tidak masalah mereka berekspresi. Namun terjadi beberapa kekerasan. Selain itu, ada benang merah antara kekerasan2 ini dan simbol-simbol dari rezim terdahulu. Saya pikir, anda dan saya – saya memiliki lebih banyak informasi – tapi anda bisa merasakan hal tersebut.
Saya tidak khawatir. Saya yakin rakyat Mesir akan melewati situasi ini. Kita sedang belajar. Kita sedang belajar bagaimana bisa bebas. Kita tak pernah menemui (situasi) seperti ini sebelumnya. Kita sedang belajar bagaimana berdebat. Bagaimana menghadapi perbedaan. Bagaimana menjadi mayoritas dan minoritas. Bukan minoritas [meralat], namun mayoritas dan oposisi. Saat ini kami tidak memiliki lembaga parlementer. Sungguh disesalkan. Saat ini kami tidak memiliki konstitusi. Situasi sekarang memaksa kami, mendorong kami, untuk menyelesaikan (konstitusi), namun hal tersebut harus dilakukan dalam situasi dan iklim yang stabil, sehingga rakyat dapat pergi untuk memberikan suara (dalam perumusan) konstitusi. Kami ingin menuntaskannya.
... saya adalah presiden seluruh rakyat, yang bertugas memperhatikan apa yang terjadi di perbatasan kami, melihat apa yang terjadi di selatan, di Laut Mediterania, di Sinai, di Tahrir dan di tempat2 lainnya. Ini adalah tanggungjawab yang berat. Ini sebuah tantangan. Ini bukan tugas yang membahayakan, tapi tugas penting. Saya harus memperhatikan hal-hal tersebut dan mencari cara agar kita bisa melewati situasi bottle-neck ini. ini situasi yang panjang, yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun. Dan kemungkinan akan memakan waktu lebih lama lagi kedepannya. Namun saya yakin kami akan memiliki konstitusi. Ini penting. Jika kami memiliki konstitusi, maka apa yang saya ucapkan dan lakukan pekan lalu (dekrit) akan dicabut [Ia mengusap-usap tangannya].
Kami akan memiliki konstitusi yang merepresentasikan keinginan rakyat. Saat ini kami tidak punya parlemen, jadi saya bertanggung jawab [ia mengacungkan satu jari ke udara] untuk mengeluarkan peraturan, yang merupakan tugas besar, tugas yang serius. Saya tidak suka menggunakan kekuasaan saya, kecuali ada keharusan. Jika tidak, jika saya tidak harus menggunakannya, maka tidak akan saya gunakan. Kami ini sedang bergerak, perlahan, [dengan] kesulitan, namun juga keberhasilan. Maka ketika kami lihat orang-orang menyampaikan pendapat mereka beramai-ramai, itu bagus. Ini sebuah tanda positif. Tapi tidak dengan kekerasan. Jadi siapapun yang mencoba dan tidak mengamati keuntungan (yang diberikan oleh) kelompok mayoritas ini, dan berusaha menggoyangkan kapal, maka ini menjadi tanggung jawab presiden, tanggung jawab pemerintah, untuk mencari tahu apa yang terjadi. Menggoyang perahu tidak akan menguntungkan siapapun. Sebaliknya, ini akan merugikan.
Kami berada dalam sebuah situasi yang pelik Kami bergerak, kami belajar. Kami memiliki kebebasan, iklim yang baru, lingkungan yang baru. Rakyat bebas. Mereka berkespresi. Mereka bergerak. Tidak ada yang menghentikan mereka, tapi kekerasan yang dilarang tidak seharusnya dibiarkan. Hal tersebut melawan hukum. Bertentangan dengan kemaslahatan rakyat. Jika kita terus bersuara dengan cara damai, itu sesuatu yang bagus. Inilah salah satu keuntungan revolusi Mesir. Meminimalkan pertumpahan darah, dan mempertahankannya tetap seperti itu.
Kami mengawal [rakyat]. Kami mencari tahu. Kami mengukur. Kami melihat. Kami mengizinkan rakyat bergerak. Mereka bebas. Namun tanggung jawab kami adalah menjaga keselamatan mereka, mengawal mereka. Memberi mereka kesempatan berekspresi tanpa kekerasan di sekitar Meydane Tahrir [lapangan Tahrir]. Pergerakan mereka ini bahkan telah dimulai sebelum saya mengeluarkan [dekrit] yang konstitusional; situasi tersebut telah berlangsung selama lebih dari delapan hari atau sekitar itu. Hal itu semacam .... salah paham segelintir pihak. Namun tak apa. Hal tersebut akan lewat. Akan pergi, dan menurut saya, akan tercatat sebagai sebuah titik kebaikan dalam sejarah pergerakan kami dua tahun belakangan ini. Menurut saya, kami telah beberapa kali mengalami kejadian besar seperti ini di masa lalu. Dan selama pemilihan presiden dulu, anda menyaksikan apa saja yang terjadi. Dulu itu ada konflik hebat dan luar biasa antara kekuatan lama dan aksi-aksi revolusi.
Ini adalah eksperimen pertama kami, pengalaman pertama kami dalam sejarah. Lalu apa yang anda harapkan? Segala sesuatunya berjalan dengan mulus? Tidak. Perjalanannya, paling tidak, akan sukar. Bukan kekerasan, tapi kesukaran. Karena itulah, kami memiliki kesabaran yang cukup. Kami harap, bisa dengan cepat melewati ini menuju pembentukan konstitusi. Seperti yang saya pahami dari panitia pembentukan konstitusi, mereka membutuhkan waktu kira-kira satu bulan. Saya bilang, dua bulan. Saya berikan mereka waktu untuk menggelar diskusi sosial kemasyarakatan tentang pasal-pasal (yang dirumuskan), ada sekitar 230 pasal, mereka berselisih tentang 15 pasal. Hal ini memakan waktu. Mereka sedang bekerja sebaik mungkin. Dan saya sedang mengupayakan sebanyak mungkin pembicaraan dengan seluruh partai politik. Pihak gereja, dan blok-blok lainnya.
Jadi, Mesir ini sedang bergerak. Sekarang ini kami memiliki Mesir baru. Sebuah negara sipil, bukan teokratis, bukan negara para militan. (namun) mengarah ke sebuah negara sipil konstitusional yang sebenar-benarnya. Ada perlawanan. Ada kesulitan, rintangan, banyak hal kami dapati, namun (tetap) Mesir ini sedang melangkah. Rakyat Mesir akan berhasil, insyaallah.
TIME: Tahun ini, 2012, adalah tahun besar, banyak hal terjadi. Banyak orang mengelu-elukan anda sebagai seorang negarawan, sementara yang lain memberi peringatan bahwa anda adalah Fir’aun baru.
Fir’aun baru? [tertawa geli] Bisakah saya? Saya ini telah lama menderita. Menderita, secara personal!
(beralih ke Bahasa Arab) Karir politik saya telah dimulai sejak lama. 1986. Saya diajukan dalam pemilu parlemen tahun 1995 dan pemilu tersebut berlangsung curang. Kemudian saya diajukan di pemilu parlemen tahun 2000, lalu saya menjadi anggota parlemen periode 2000-2005. Saya diajukan kembali di pemilu 2005, lagi-lagi, terjadi kecurangan pada pemilu ini. Saya telah diamanahi tanggung jawab di bidang politik oleh IM selama 10 tahun. Saya berasal dari kalangan masyarakat Mesir. Saya mengetahui kondisi masyarakat secara keseluruhan serta penderitaan mereka. Saya berasal dari wilayah Sharkia, timur Kairo, tapi saya lulusan Universitas Kairo. Dan saya menerima gelar doktor dari Amerika Serikat.
Saya dijebloskan ke penjara, [Ia menyentuh dasinya] dan saat itu posisi saya adalah ketua departemen bahan ajar di universitas. Alasan penjeblosan saya ke penjara adalah karena saya membela peradilan dan hakim2 Mesir. Saya tahu persis apa arti pemisahan tiga kekuatan (Trias Politika), eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pemisahan ini merupakan konsep utama negara yang berdasarkan institusi. Rakyat adalah sumber kekuatan yang sebenarnya. Presiden adalah representasi kekuatan eksekutif, dan ia dipilih oleh rakyat. Saya senang ketika rakyat mendapatkan kebebasan yang sempurna dalam pemilu, dan saya senang peralihan kekuasaan berlangsung melalui pemilu yang bebas. Saya telah pergi keliling dunia, apakah itu ke Amerika Serikat, ke Eropa atau negara2 Timur, dan saya tahu bagaimana segala sesuatunya berjalan. Saya paham teknologi, penelitian, aplikasi2 ilmiah, budaya, peradaban, perbedaan antara negara2 dunia, karakter sejarah. Dan saya cendekiawan Islam.... (beralih kembali ke Bahasa Inggris) saya bukan cendekiawan, saya berbicara tentang Islam. Saya tahu apa itu Islam, sungguh. Saya tahu apa itu Islam, makna komprehensif Islam, makna perbuatan damai, dan bagaimana Islam diterapkan dalam hidup masyarakat. Kesalahan penafsiran beberapa nilai-nilai Islam pun tidak tepat. Saya tahu tujuan riil, makna dan pengaplikasian Islam. Saya telah melakukan dan mempraktekkan hal-hal tersebut sejak lama, dalam kehidupan personal saya, dalam hidup bermasyarakat, di parlemen dan berapa lama saya di istana kepresidenan? Lima bulan. Bukan 30 tahun [lama pemerintahan Mubarak]. Baru lima bulan.
Bukan dua tahun, bukan 30 tahun. Hanya lima bulan. Lima bulan setelah adanya kerusakan-kerusakan besar, korupsi, perbuatan-perbuatan tidak terpuji. Rakyat telah lama dimarjinalkan. Saya merupakan bagian dari revolusi. Dan saya penanggung jawab aksi-aksi di Lapangan Tahrir dari pihak IM, perwakilan IM selama revolusi. Segala sesuatunya menjadi jelas dan saya sangat senang dengan kunjungan anda. Pertanyaan terakhir?
Saya berharap, ketika nanti kami memiliki konstitusi, dekrit yang telah saya keluarkan akan dicabut dengan segera, dan (saya harap) di kemudian hari akan ada lebih banyak pihak yang bercerita kepada anda mengenai hal-hal yang saya tuturkan sekarang ini, kami akan memiliki parlemen, kami akan mengadakan pemilu. Dua bulan untuk itu semua.
TIME: Apakah kepentingan masyarakat terjamin dalam konstitusi?
Mereka akan memberikan suara. Saat ini mereka sedang bertukar pendapat dalam komisi, komisi legal, yang dipilih. Ketika mereka selesai, saya akan membawanya ke tengah-tengah masyarakat untuk didiskusikan selama kurang lebih dua pekan, kemudian rakyat akan berpartisipasi dalam pemungutan suara. Menurut saya, hal ini merupakan tanggung jawab mereka secara keseluruhan.
TIME: Tapi bagaimana dengan kondisi politik di sekitarnya? Tidakkah kejadian-kejadian selama sepekan terakhir ini mengindikasikan bahwa rakyat memisahkan diri, bukan malah menggabungkan diri mendukungnya?
Tidak, mereka tidak memisahkan diri. Bukan memisahkan diri. Ini soal mayoritas dan oposisi. Saya dapat melihatnya dengan sangat jelas. Namun kubu oposisi tidak sama seperti dulu. Mereka punya hak, mereka (dapat) melakukan apa yang mereka katakan. Jika persentase oposisi 25% atau 30%, itu jumlah yang besar. Populasi kami 90 juta.
Jadi menyatakan pendapat, seperti yang telah saya katakan sebelumnya, menyampaikan ketidaksetujuan dengan cara damai itu sangat sehat. Sangat penting. Tapi tidak dengan kekerasan. Itulah bedanya. Dan kekerasan itu berhubungan dengan, seperti yang telah saya bilang, rezim terdahulu, dengan beberapa cara lain mereka berusaha menghentikan (laju Mesir), dan menghambatnya.
2012 adalah tahun terbaik bagi rakyat Mesir, dalam kehidupan mereka, dalam sejarah mereka. Kami telah menyelenggarakan pemilu presiden yang sesungguhnya sepanjang sejarah. Hal tersebut tidaklah mudah, apalagi ini berkaitan dengan lahirnya sebuah negara. Dan negara itu besar, tua, kuat dan memiliki akar sejarah yang panjang. Kami punya peneliti, kami memiliki politisi, ada kubu oposisi, ada petani, ada pelajar, anak-anak, semuanya itu adalah.... adalah keragaman yang tak terhitung.
Saat ini, tidak mudah memimpin negara dengan keragaman seperti itu. Namun tidak masalah. Kami sanggup melakukannya. Insyaallah kami akan melakukannya dengan sukses dan damai. Untuk kami, untuk seluruh daerah, dan seluruh dunia. Kami datang dengan misi kedamaian. Kami tidak melawan individu-individu atau negara2 tertentu, kami ingin hidup berdampingan dengan yang lain dalam kedamaian, kedamaian yang sebenarnya, kedamaian yang menyeluruh.[]

_____________
*Bottle-neck adalah situasi dimana pergerakan sedang terhambat. Seperti air yang ada di dalam botol, ketika dituang alirannya tertahan di leher botol yang sempit.


___________ posted by: Blog PKS PIYUNGAN - Bekerja Untuk Kejayaan Indonesia


Islam datang dengan 2 pesona; pesona kebenaran yang abadi dan pesona manusia muslim yang temporal. Dan pada setiap momentum sejarah di mana kedua pesona itu bertemu, Islam selalu berada di puncak kekuatan dan kejayannya. Akan tetapi, itulah masalah Islam saat ini. Ia memang tidak akan pernah kehilangan pesona kebenarannya, karena kebenarannya bersifat abadi. Namun, ia kini masih kehilangan pesona manusianya.

 

Buku Delapan Mata Air Kecemerlangan ini merupakan upaya Anis Matta menjawab problematika itu. Untuk menjadikan muslim sebagai pesona Islam, maka kita harus mempertemukan manusia-manusia muslim itu dengan mata air kecemerlangannya.

Mata Air Pertama: Konsep Diri

Konsep diri adalah suatu kesadaran pribadi yang utuh, kuat, jelas, dan mendalam tentang visi dan misi hidup; pilihan jalan hidup beserta prinsip dan nilai yang membentuknya; peta potensi; kapasitas dan kompetensi diri; peran yang menjadi wilayah aktualisasi dan kontribusi; serta rencana amal dan karya unggulan. Konsep Diri menciptakan perasaan terarah dalam struktur kesadaran pribadi kita. Keterarahan adalah salah satu mata air kecemerlangan.

Konsep Diri manusia Muslim adalah kesadaran yang mempertemukan antara kehendak-kehendaknya sebagai manusia; antara model manusia Muslim yang ideal dan universal dengan kapasitas dirinya yang nyata dan unik, antara nilai-nilai Islam yang komprehensif dan integral dengan keunikan-keunikan pribadinya sebagai individu; antara ruang aksi dan kreasi yang disediakan Islam dengan kemampuan pribadinya untuk beraksi dan berkreasi; dan antara idealisme Islam dengan realitas pribadinya.

Mata Air Kedua: Cahaya Pikiran

Perubahan, perbaikan, dan pengembangan kepribadian harus selalu dimulai dari pikiran kita. Sebab, tindakan, perilaku, sikap, dan kebiasaan kita sesungguhnya ditentukan oleh pikiran-pikiran yang memenuhi benak kita. Bukan hanya itu, semua emosi atau perasaan yang kita rasakan dalam jiwa kita seperti kegembiraan dan kesedihan, kemarahan dan ketenangan, juga ditentukan oleh pikiran-pikiran kita. Kita adalah apa yang kita pikirkan.

Maka, kekuatan kepribadian kita akan terbangun saat kita mulai memikirkan pikiran-pikiran kita sendiri, memikirkan cara kita berpikir, memikirkan kemampuan berpikir kita, dan memikirkan bagaimana seharusnya kita berpikir. Benih dari setiap karya-karya besar yang kita saksikan dalam sejarah, selalu terlahir pertama kali di sana: di alam pikiran kita. Itulah ruang pertama dari semua kenyataan hidup yang telah kita saksikan.

Mata Air Ketiga: Kekuatan Tekad

Tekad adalah jembatan di mana pikiran-pikiran masuk dalam wilayah fisik dan menjelma menjadi tindakan. Tekad adalah energi jiwa yang memberikan kekuatan kepada pikiran untuk merubahnya menjadi tindakan.

Pikiran tidak akan pernah berujung dengan tindakan, jika ia tidak turun dalam wilayah hati, dan berubah menjadi keyakinan dan kemauan, serta kemudian membulat menjadi tekad. Begitu ia menjelma jadi tekad, maka ia memperoleh energi yang akan merangsang dan menggerakkan tubuh untuk melakukan perintah-perintah pikiran.

Bila tekad itu kuat dan membaja, maka tubuh tidak dapat, atau tidak sanggup menolak perintah-perintah pikiran tersebut. Akan tetapi, bila tekad itu tidak terlalu kuat, maka daya rangsang dan geraknya terhadap tubuh tidak akan terlalu kuat, sehingga perintah-perintah pikiran itu tidak terlalu berwibawa bagi tubuh kita.

Maka, kekuatan dan kelemahan kepribadian seseorang sangat ditentukan oleh sebesar apa tekadnya, yang merupakan energi jiwa dalam dirinya. Tekad yang membaja akan meloloskan setiap pikiran di sleuruh prosedur kejiwaan, dan segera merubahnya menjadi tindakan.

Mata Air Keempat: Keluhuran Sifat

Pada akhirnya semua kekuatan internal –kosep diri, pikiran dan tekad- yang telah kita bangun dalam diri kita, haruslah bermuara pada munculnya sifat-sifat keluhuran. Kecemerlangan seseorang di dalam hidup sesungguhnya berasal –salah satunya- dari mata air keluhuran budi pekertinya. Dari mata air keluhuran itu, semua nilai-nilai kemanusiaan yang mulia terjalin menjadi satu kesatuan, dan menampakkan diri dalam bentuk sifat-sifat terpuji.

Sifat-sifat itulah yang akan tampak di permukaan kepribadian kita, mewakili keseluruhan pesona kekuatan kepribadian yang kita miliki, yang sebagiannya terpendam di kedalaman dasar kepribadian kita. Kekuatan pesona sifat-sifat keluhuran itu seperti sihir, yang akan menaklukkan akal dan hati orang-orang yang ada di sekitarnya, atau yang bersentuhan dengannya secara langsung.

Setiap sifat memiliki akar tersendiri yang terhunjam dalam di kedalaman pikiran dan emosi kita. Seperti juga pohon, sifat-sifat itu tersusun sedemikian rupa di mana sebagian mereka melahirkan sebagian yang lain. Ada sejumlah sifat-sifat tertentu yang berfungsi seperti akar pada pohon, yang kemudian tumbuh berkembang menjadi batang, dahan dan ranting, daun dan buah. Demikianlah kita tahu bahwa semua sifat keluhuran berakar pada lima sifat: cinta kebenaran, kesabaran, kasih sayang, kedermawanan, dan keberanian.

Mata Air Kelima: Manajemen Aset Fundamental

Obsesi-obsesi besar, pikiran-pikiran besar, dan kemauan-kemauan besar selalu membutuhkan daya dukung yang juga sarana besarnya. Salah satunya dalam bentuk pengelolaan dua aset fundamental secara baik, yaitu kesehatan dan waktu.

Fisik adalah kendaraan jiwa dan pikiran. Perintah-perintah pikiran dan kehendak-kehendak jiwa tidak akan terlaksana dengan baik, bila fisik tidak berada dalam kondisi kesehatan yang prima. Kadang-kadang, jumlah “penumpang” yang mengendarai fisik kita melebihi kapasitasnya dan membuatnya jadi oleng. Akan tetapi, perawatan yang baik akan menciptakan keseimbangan yang rasional antara muatan dan kapasitas kendaraan.

Waktu adalah kehidupan. Setiap manusia diberikan kehidupan sebagai batas masa kerja dalam jumlah yang berbeda-beda, yang kemudian kita sebut dengan umur yang terbentang dari kelahiran hingga kematian. Tidak ada manusia yang mengetahui akhir dari batas masa kerja itu, yang kemudian kita sebut ajal. Hal itu menciptakan suasana ketidakpastian, tetapi itulah aset paling berharga yang kita miliki.

Ibarat menempuh sebuah perjalanan yang panjang, fisik kita berfungsi sebagai kereta, dan waktu yang terbentang jauh atau dekat, seperti rel kereta. Seorang masinis boleh menentukan stasiun terakhir yang kita tuju, tetapi dia harus menjamin bahwa kereta yang dikemudikannya dan rel yang akan dilewatinya benar-benar berada dalam keadaan baik.

Kesehatan dan waktu adalah dua perangkat keras kehidupan yang sangat terbatas. Akan tetapi, manusia-manusia cemerlang selalu dapat meraih sesuatu secara maksimal dari semua keterbatasan yang melingkupinya.

Mata Air Keenam: Integrasi Sosial

Kemampuan beradaptasi dengan lingkungan masyarakat di mana kita berada bukan saja merupakan ukuran kematangan pribadi seseorang, tetapi lebih dari itu. Sebab, lingkungan sosial kita harus dipandang sebagai wadah kita untuk menyemai semua kebaikan yang telah kita kembangkan dalam diri.

Dengan cara pandang ini, maka setiap diri kita akan membangun hubungan sosialnya dengan semangat partisipasi: menyebarkan bunga-bunga kebaikan di taman kehidupan masyarakat kita.

Dengan semangat ini, maka semua usaha kita untuk menciptakan keharmonisan sosial menjadi niscaya. Bukan saja karena dengannya kita dapat menyebarkan kebaikan yang tersimpan dalam diri kita, tetapi juga karena kita menciptakan landasan yang kokoh untuk meraih kesuksesan, berkah kehidupan, dan kebahagiaan dalam hidup.

Jika kematangan pribadi merupakan landasan bagi kesuksesan sosial, maka kesuksesan sosial merupakan landasan bagi kesuksesan lain dalam hidup, seperti kesuksesan profesi.

Mata Air Ketujuh: Kontribusi

Kehadiran sosial kita tidak boleh berhenti pada tahap partisipasi. Harus ada langkah yang lebih jauh dari sekadar itu. Harus ada karya besar yang kita kontribusikan kepada masyarakat, yang berguna bagi kehidupan mereka; sesuatu yang akan dicatat sebagai jejak sejarah kita, dan sebagai amal unggulan yang membuat kita cukup layak mendapatkan ridha Allah SAW dan sebuah tempat terhormat dalam surga-Nya.

Kontribusi itu dapat kita berikan pada wilayah pemikiran, atau wilayah profesionalisme, atau wilayah kepemimpinan, atau wilayah finansial, atau wilayah lainnya. Namun, kontribusi apa pun yang hendak kita berikan, sebaiknya memenuhi dua syarat: memenuhi kebutuhan masyarakat kita dan dibangun dari kompetensi inti kita. Masyarakat adalah pengguna karya-karya kita, maka yang terbaik yang kita berikan kepada mereka adalah apa yang paling mereka butuhkan, dan apa yang tidak dapat dipenuhi oleh orang lain. Akan tetapi, kita tidak dapat berkarya secara maksimal di luar dari kompetensi inti kita. Karena itu, kita harus mencari titik temu diantara keudanya.

Caranya adalah sebagai berikut: buatlah peta kebutuhan kondisional masyarakat kita, dan kemudian buatlah peta potensi kita, untuk menemukan kompetensi inti diri kita. Apabila titik temu itu telah kita temukan, maka masih ada satu lagi yang harus kita lakukan; menjemput momentum sejarah untuk meledakkan potensi kita menjadi karya-karya besar yang monumental. Ini semua mengharuskan kita memiliki kesadaran yang mendalam akan tugas sejarah kita sebagai pribadi, sekaligus firasat yang tajam tentang momentum-momentum sejarah kita.

Mata Air Kedelapan: Konsistensi

Sebagai manusia beriman, kita meyakini sebuah prinsip, bahwa bagian yang paling menentukan dari seseorang adalah akhir hidupnya. Maka, persoalan paling berat yang kita hadapi sesungguhnya bukanlah mendaki gunung, tetapi bagaimana bertahan di puncak gunung itu hingga akhir hayat.

Mengukir sebuah prestasi besar dalam hidup dan mempertahankannya hingga akhir hayat, adalah dua misi dan tugas hidup yang berbeda; berbeda pada kapasitas energi jiwa yang diperlukannya, berbeda pada proses-proses psikologisnya, berbeda pula pada ukuran kesuksesannya.

Untuk dapat bertahan di puncak, kita harus menghindari jebakan-jebakan kesuksesan, seperti rasa puas yang berlebihan atau perasaan menjadi besar dengan kesuksesab yang telah kita raih. kita harus mempertahankan obsesi pada kesempurnaan pribadi, melakukan perbaikan berkesinambungan, melakukan perbaikan berkesinambungan, melakukan pertumbuhan tanpa batas akhir, dan mempertahankan semangat kerja dengan menghadirkan kerinduan abadi kepada surga dan kecemasan abadi dari neraka, serta menyempurnakan semua usaha-usaha manusiawi kita dengan berdoa kepada Allah untuk mendapatkan husnul khatimah. Semua itu agar kita menjemput takdir sejarah kita yang terhormat di bawah naungan ridha Allah SWT, dan agar kita kelak menceritakan episode panjang kepahlawanan ini kepada saudara-saudara kita di surga.

*)http://muchlisin.blogspot.com/2009/03/delapan-mata-air-kecemerlangan.html

 

Cara Ditolong Allah : 7 Arahan Ustadz Hilmi Aminuddin

Situasi yang kita hadapi sekarang adalah mata rantai dari ujian-ujian dakwah sebelumnya. Adalah sunatullah bahwa akan ada terus rekayasa untuk mengkerdilkan dakwah. Namun yang penting adalah bagaimana kemampuan kita untuk membuktikan dengan kerja nyata.

Kita sebagai dai dan daiyah diperintahkan oleh Allah SWT jika menghadapi sesuatu yang sulit, yang menghimpit, cepat kembali kepada Allah (fafirruu ilallah..). Kemudian selesaikan dengan mentadabburi konsep Allah. “Afala yatadabbarunal Qur’an am ‘ala quluubin aqfaluha.”

Dari tadabur ayat-ayat Allah ini, maka dalam menghadapi berbagai masalah, ancaman dan makar, maka kita harus memiliki bekalan-bekalan yakni:

(1) Atsbatu mauqifan (menjadi orang yang paling teguh pendirian/paling kokoh sikapnya)

• At-Tsabat (keteguhan) adalah tsamratus shabr (buah dari kesabaran).
• Famaa wahanuu lima ashobahum fii sabiilillahi waaa dhoufu wamastakanuu…
• “…mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah. Allah menyukai orang-orang yang sabar…” (3:146)
• Keteguhan itu membuat kita tenang, rasional, obyektif dan mendatangkan kepercayaan Allah untuk memberikan kemenangan kepada kita.
• Keteguhan sikap kadang-kadang menimbulkan kekerasan oleh karenanya perlu diimbangi dengan yang kedua.

(2) Arhabu shadran (paling berlapang dada)

• Bukan paling banyak mengelus dada.
• Silakan bicara tetapi silakan buktikan.
• Jika tidak ada lapang dada akan timbul kekakuan.

(3) A’maqu fikran (pemikiran yang mendalam)

• Mendalami apa yang terjadi.
• Jangan terlarut pada fenomena, tetapi lihatlah ada apa di balik fenomena tsb.
• Ketika kita merespon pun akan objektif.
• Respon-respon kita objektif, terukur, mutawazin (seimbang).
• Pemikiran yang mendalam kadang-kadang membuat kita terjebak pada hal yang sektoral, maka harus segera diimbangi pula dengan yang bekal keempat:

(4) Ausa’u nazharan (pandangan yang luas)

• Temuan sektoral perlu dicari.

(5) Ansyathu amalan (paling giat dalam bekerja)

• Sambil merespon sesuai dengan kebutuhan tetap kita harus giat bekerja.
• Orang-orang tertentu saja yang menangani, selebihnya harus terus bergerak dalam kerangka amal jamai. Energi kita harus prioritas untuk membangun negeri.
• Bekerja untuk Indonesia di segala sektor, struktur sampai tingkat desa, dan kader-kader yang mendapat amanah di pemerintahan. Fokuskan semua bekerja.

(6) Ashlabu tanzhiman (paling kokoh strukturnya)

• Kita jamaah manusia, ada kekurangan, ada kesalahan. Kita harus rajin membersihkannya. Seorang muslim ibarat orang yang tinggal di pinggir sungai dan mandi lima kali sehari. Jika sudah begitu, pertanyaannya: “Masih adakah daki-daki kita?”
• Allah berfirman “wa qul jaal haq wa zahaqal bathil”. Secara fitrah jika al Haq muncul, maka kebatilan akan lenyap, oleh karena itu teruslah hadirkan al Haq dan mobilisir potensi kebaikan. Jika kita lengah mendzohirkan al-haq maka kebatilan yang tadinya marjinal akan tampil dan al-haq terbengkalai.
• Hidup berjamaah adalah untuk memobilisir potensi-potensi kebaikan.

(7) Aktsaru naf’an (paling banyak manfaatnya)

• Khoirunnas anfa’uhum linnas.
• Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.
• Buktikan bahwa jamaah ini banyak manfaatnya sehingga berhak mendatangkan pertolongan Allah dan pertolongan kaum Mukminin.

Jika tujuh hal itu dilakukan untuk menghadapi tantangan dan rekayasa, insya Allah dakwah ini akan semakin kokoh dan semakin diterima untuk menghadirkan kebajikan-kebajikan yang diharapkan oleh seluruh bangsa.

*Disampaikan dalam Acara DPW PKS Jabar di Lembang, 19 Maret 2011

Studi Bidang Kepemimpinan dan Kewirausahaan Populer