Jumat, 08 April 2016

Musa AS mendapat hukuman Alloh SWT, mengapa?

Apa alasan Alloh SWT menghukum Rosul ulul azmi Musa AS melintasi darat dan laut u belajar dan ta'at pada nabi Haidir yg bukan Rosul apalagi punya gelar ulul azmi ?

Para ahli tafsir menyebutnya sebagai tanda cinta Alloh agar Musa AS yg terkenal kuat, tegas, dan pintar itu tdk merasa pintar, benar dan hebat sendiri. ‪#‎belajarberjama‬'ah (FB 
Ayi Muzayini E.Kosasih)

Tidak ada yang meragukan keshalehan Nabi Musa, karena dia seorang nabi dan Rasul. Tapi, keshalehannya tidak menghindarkannya dari kesalahan bersikap.

Allah takdirkan dia berjalan dengan seorang laki-laki shaleh lainnya (sebagian riwayat menyatakan itu Khidir). Dia disyaratkan untuk tidak banyak komentar dalam perjalanan, agar bisa ikut sampai tujuan.

Baru saja berjalan dan menumpang gratis sebuah kapal nelayan, lelaki shaleh tadi merusak kapal tersebut. Nabi Musa langsung bersikap dan berkomentar tidak setuju. Protes atas perbuatan yang "tidak benar" tersebut. Pelanggaran pertama Nabi Musa langsung terjadi.

Perjalanan dilanjutkan setelah Nabi Musa berjanji tidak akan banyak komentar. Di tengah jalan lelaki shaleh tersebut membunuh seorang anak kecil. Nabi Musa langsung berkomentar dan protes. Perbuatan apa ini membunuh anak yang tidak berdosa? Lagi-lagi Nabi Musa melanggar syarat perjalanan. Tapi, lelaki shaleh tersebut masih memberikan dispensasi. Sekali lagi banyak komentar, perjalanan selesai. Silakan pergi.

Hari sudah siang. Matahari sangat terik dan perutpun sangat lapar. Namun, tidak satupun ada yang mau memberikan makanan atau minuman kepada dua orang shaleh yang berjalan ini.

Tiba-tiba lelaki shaleh tersebut menuju sebuah rumah yang dindingnya sudah miring hendak mau roboh. Dia perbaiki dinding tersebut dan dirapikannya seperti semula.

Nabi Musa tidak tahan untuk berkomentar. "Engkau ingin dapat upah dan diberi makan atas perbuatanmu memperbaiki dinding rumah ini.." ujar Musa kepada lelaki shaleh tersebut.

Nabi Musa telah melanggar ketiga kalinya. Dia tidak tahan dan tidak bersabar. Berkomentar atas sesuatu yang tidak dia ketahui apa dibalik semua itu. Akhirnya dia harus keluar dari perjalanan itu dan berpisah dengan lelaki shaleh tsb.

Walaupun kemudian lelaki shaleh tsb memberi tahu rahasia dibalik 3 kali kejadian aneh itu, akan tetapi pelajaran paling berharga dari sikap Nabi Musa adalah, Jangan berkomentar tentang sesuatu yang kita tidak tahu. Karena perasaan cendrung akan mendominasi sikap kita, bukan ilmu dan pengetahuan. Apalagi kalau ada yang sampai merasa lebih tahu atau "sok tahu".

Pemimpin Sejati tidak malu mengatakan "AKU TIDAK TAHU" (sumber utama FB
Irsyad Syafar)

0 komentar:

Posting Komentar

Berpolitik adalah Ibadah, Mari Berdakwah dg penuh Hikmah dan Amanah, demi Kejayaan Ummah

Selamat Datang di Sekolah Kepemimpinan Istana Mulia (IM) : Welcome to School of Leadership

Jika ingin berbagi silahkan kirim email ke sahabatayi@gmail.com

Studi Bidang Kepemimpinan dan Kewirausahaan Populer