Jumat, 07 Oktober 2016

Oleh: Iko Musmulyadi
(analis politik di www.pesantrenpolitik.com :
Sekolah Kepemimpinan (School of Leadership) Istana Mulia (IM) Anyer Carita Banten Indonesia)

Pilkada DKI 2017 diikuti 3 pasangan calon: Anies-SAndiaga (ASA), AGus-SylvI (ASI), dan Ahok-SaifUl Djarot (ASU). Pertarungan yang cukup sengit memang. Tapi saya tetap optimis dan meyakini ASA yang didukung oleh PKS dan Gerindra akan unggul dan menang. Meski mungkin prosesnya melalui pilkada dua putaran.

Disamping kekuatan doa dan ikhtiar yang terus dibangun, kita tetap harus waspada. Waspada terhadap hal-hal di sekeliling yang tanpa disadari kita melakukan cara fikir dan cara kerja yang salah yang kemudian berimplikasi menggerus, menggerogoti, dan perlahan melemahkan energi keberhasilan kita untuk menang.

Sebuah kegelisahan. Hari ini di sosmed saya mendapati viral seorang kader yang begitu semangatnya mempromosikan gambar ajakan untuk memilih ASA atau ASI, pokoknya asal bukan ASU. Propaganda ini, terus menggelinding menjadi viral. Sekilas kelihatan wajar dan biasa saja. Tapi, disadari atau tidak, sesungguhnya ini sangat-sangat melemahkan posisi kita. Mengapa?

Pertama, akan terbangun dalam alam bawah sadar pemilih muslim bahwa tersedia 2 opsi cagub pilihan. Yang sama-sama baik. Yang sama-sama layak dipilih. Yang sama-sama bisa dan boleh didukung oleh seorang muslim. Yang sama-sama bersih, profesional, dan layak memimpin ibukota. Betul memang. Tapi kurang tepat. Momentumnya sudah lewat. Isu cagub muslim-nonmuslim sudah tidak relevan untuk saat ini, dengan terpolarisasinya partai politik ke dalam 3 kubu. Akan lebih baik fokus fikir dan fokus kerja total dicurahkan untuk pemenangan ASA. Karena tersedianya 2 cagub muslim memberi peluang terpecahnya suara pemilih dari kalangan muslim. Sementara konstituen pemilih ASU dari kalangan kristen, syiah, kaum ‘sipilis’, dan konco-konconya cukup solid.

Kedua, propaganda pilih ASA atau ASI justru menjadi iklan gratis yang dilakukan oleh pendukung ASA terhadap lawan, dan ini berpotensi menguntungkan ASI (sebagai pesaing ASA). Dalam konteks pertarungan pilkada, siapapun selain calon yang kita usung adalah lawan. Kenapa kok kita justru memberikan peluang kepada massa mengambang dengan suguhan pilihan selain ASA? Sementara sebaliknya, kubu ASI tak pernah dan tak akan pernah mempromosikan ASA.

Ketiga, tanda-tanda kita tidak fokus pada pemenangan. Mestinya to the point aja, ajakan langsung ayo dukung ASA! Titik. Yang lain abaikan. Jangan ragu. Jangan gunakan gambar atau kalimat yang membuat orang berpeluang mengalihkan pilihan kepada pasangan lain. Fokuslah pada cara fikir dan cara kerja untuk menang!

Ahli strategi perang Sun Tzu mengajarkan kekuatan fokus, "Jika dapat memusatkan dan menyatukan semua kekuatan di satu tempat, sementara musuh terpencar di sepuluh tempat yang berbeda, maka kita dapat menggunakan seluruh kekuatan untuk melawan sepersepuluh pasukan." Aplikasinya dalam strategi pemenangan pilgub DKI ya dengan kita mengerahkan seluruh energi untuk fokus pada pemenangan ASA. Apa yang disebut oleh Sun Tzu dalam pengertian ini sejalan dengan pengertian kita tentang kekuatan fokus dalam pilkada ini..

Keempat, harus terbangun dalam kesadaran kita bahwa, kelompok massa mengambang jika dihadapkan pada pilihan antara ASA atau ASI, maka ASI lebih punya daya tarik untuk disukai, digandrungi, dan dipilih. Apalagi kaum muda perkotaan yang lebih cenderung dengan sosok cagub yang babyface, muda, ganteng lagi, serta disebelahnya ada gambar Sylvi yang cantik.

Kelima, tanpa disadari atau tidak viral seperti itu sebagai bentuk ketidakpercayaan diri kita dalam mensosialisasikan ASA. Satu sisi suara pemilih ASU solid, disisi lain ajakan seperti itu memecah suara ummat. Munculnya 2 cagub muslim melawan petahana tetap masih dalam pertanyaan yang belum terjawab hingga saat ini, apakah itu betul rekayasa atau bukan. Tapi apapun jawabannya, dalam situasi sekarang ini, saya kira seluruh energi harus dikerahkan untuk fokus pada pemenangan ASA. Mengutip pak Masduki "fokus satu hebat", fokus dua berarti gagal fokus.

Tulisan ini sekedar mengingatkan agar kita tidak lengah, mohon tidak dijadikan bahan perdebatan, tapi sekali lagi mari sama-sama kita kerahkan seluruh waktu, tenaga, dan energi untuk pemenangan ASA.

Wallahu’alam..

Tag : Cara Menang PILKADA DKI, Kita Fokus Kita Menang PILKADA

Studi Bidang Kepemimpinan dan Kewirausahaan Populer