Sabtu, 04 Desember 2021

Sahabat HEBAT Mulia, kali ini saya berbagi catatan istimewan dari sohib saya, pakar Tarbiyah dan Manajemen, Ust Satria Hadi Lubis,MM dengan tema besarnya "MENANG DENGAN PROGRAM BESAR TARBIYAH" selamat menikmati kopinya! 


POLITIK & TARBIYAH

"Jangan sampai perhatian kita kepada politik mengalahkan perhatian kita kepada tarbiyah", Begitu ujar Syekh Musthafa Masyhur.

Beliau mengingatkan kita betapa tarbiyah itu urgen dan penting. Memang, tarbiyah bukanlah segala-galanya, tapi segala-galanya berawal dan berakhir dengan tarbiyah. 

Tarbiyah adalah ruh gerakan dakwah. Tarbiyah adalah jiwa dalam amal dakwah. Sekali kita menggeser tarbiyah menjadi kegiatan sekunder dan tak penting, maka kita menjauhkan dakwah ini dari tujuannya sekaligus membuat dakwah rapuh dan jauh dari kemenangan. 

Program besar tarbiyah bertujuan mencetak kader berkualitas sebanyak-banyaknya. Dalam istilah Al-Qur’an disebut Ribbiyuuna Katsiir (Qs. 3 ayat 146).


Ada lima hal yang perlu dilakukan dalam program besar tarbiyah:


1. Membudayakan tarbiyah dzatiyah.

Tarbiyah dzatiyah di sini bukan sebatas membaca buku atau mengembangkan pemahaman dan ilmu secara mandiri, tetapi yang paling mendasar adalah meningkatkan ibadah yaumiyah. Tarbiyah dzatiyah berarti upaya personal kader dakwah untuk bermujahadah (sungguh-sungguh) membiasakan ibadah-ibadah sunnah. Mulai dari tilawah, qiyamullail, shalat sunnah, dzikir, hingga puasa sunnah. Tarbiyah dzatiyah seperti itu akan membuat ikhwah lebih imun terhadap godaan, mencegahnya dari kemaksiatan dan membuatnya istiqamah di medan perjuangan.

Liqo' sudah memiliki program berupa muhasabah (laporan) ibadah yaumiah (harian), maka hal ini harus terus dihidupkan agar ada fastabiqul khoirot dan saling menasehati di antara peserta.


2. Penyegaran liqo'/halaqah. 

Yakni dengan terus memperbaiki dinamika dan produktivitas liqo'. Dinamisasi liqo' bertujuan agar liqo' tidak menjemukan, sehingga peserta antusias untuk hadir dengan semangat saling berbagi.


Produktivitas liqo' maksudnya adalah liqo' bukan sekedar “dinikmati” dan dirindukan tiap pekan, tetapi juga mampu mencapai tiga tujuan utama liqo', yakni : membentuk muwashafat (sifat-sifat) yang baik pada diri peserta, mencetak peserta menjadi murabbi dan mengembangkan potensi peserta secara maksimal. 


3. Mencetak para muwajih (penceramah).

Karena tidak semua muslim langsung tertarik dengan liqo', maka menghidupkan majelis taklim menjadi hal yang penting sebagai sarana antara untuk menuju liqo'.


Saat ini minat terhadap majelis taklim dengan berbagai bentuknya semakin meningkat seiring hausnya masyarakat modern dengan nilai-nilai spritual. 


Namun, ketersediaan muwajih majelis taklim masih sangat terbatas sehingga agenda untuk mencetak muwajih menjadi sangat penting. 


4. Mencetak para murabbi.

Sebagaimana liqo' merupakan sarana paling efektif dalam kaderisasi dakwah, ketersediaan murabbi juga sangat penting.


Selain menyelenggarakan daurah atau program lain untuk menyiapkan murabbi, sebaiknya juga ada semacam "sertifikasi" murabbi untuk memacu ikhwah menjadi murabbi yang handal.


5. Mengokohkan fikrah dakwah. 


Di era milenial ini tantangan dakwah semakin beragam, sehingga menjaga asholah fikrah (keaslian pola pikir) dakwah menjadi sangat penting agar komitmen dakwah tidak tergerus pada diri kader dakwah. 

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah secara rutin mengkaji dan membaca kembali buku-buku mufakir dakwah generasi awal.

Dengan mengoptimalkan segala program tarbiyah seperti tersebut diatas, insya Allah dakwah akan berkembang dan Islam yang rahmatan lil alamiin akan terwujud.

Terakhir, renungkanlah kalimat bijak dari Syekh Hasan al Banna berikut ini :    


“Akulah petualang yang mencari kebenaran. Akulah manusia yang mencari makna dan hakikat kemanusiaannya ditengah manusia. Akulah patriot yang berjuang menegakkan kehormatan, kebebasan, ketenangan dan kehidupan yang baik bagi tanah air dibawah naungan Islam yang hanif. Akulah lelaki bebas yang telah mengetahui rahasia wujudnya, maka ia pun berseru, sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah swt dan tiada sekutu baginya. Kepada yang demikian itulah aku diperintahkan, dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri. Inilah aku. Dan kamu, kamu sendiri siapa??"


By. Satria hadi lubis

Sabtu, 27 November 2021


BACA JUGA SERI STUDI KEPEMIMPINAN 
BERIKUT EMPAT LANGKAH SUKSES NABI MUHAMMAD DALAM MERAIH KEMENANGAN DAN PEMMBENTUKAN NEGARA MADANI AMAN ADIL DAMAI DAN MAKMUR   

PERTAMA, MENDIRIKAN MASJID  

Masjid inilah yang kemudian menjadi sentral kegiatan umat Islam, mulai dari praktek ritual (beribadah), mengadili perkara, majlis ta’lim, bahkan jual-beli pernah dilakukan di kawasan masjid tersebut. Hanya mengingat kondisi yang tak memungkinkan, maka pada akhirnya harus dipindahkan. Masjid tersebut juga merupakan pusat pertemuan kaum muslimin dari seluruh wilayah Islam. 

Secara makna, Masjid berasal dari kata sajada yang berarti tempat sujud. Sementara itu, masjidan merupakan kata benda yang memiliki arti tempat bersujud. Sehingga dapat dimaknai bahwa masjid adalah sebuah tempat untuk bersujud umat muslim kepada Allah SWT. 

Masjid yang pertama kali di bangun di dunia ialah masjid Quba. Saat itu Rasulullah SAW dalam perjalanan hijrah dari Mekkah menuju Madinah, kemudian Nabi mendirikan masjid untuk pertama kalinya di perkampungan Quba. Masjid yang dibangun pada 8 Rabiul Awwal atau 23 September 622 Masehi ini memiliki sejarah penting bagi perkembangan umat muslim.

Hingga kini, masjid tersebut masih menjadi tujuan ziarah bagi para jamaah haji. Selain memiliki sejarah penting, bahkan ada sebuah riwayat Nabi yang menyatakan apabila seorang muslim mengunjungi Masjid Quba untuk melakukan ibadah shalat maka pahala yang didapatkan sama dengan melakukan umrah. Tak heran, Masjid Quba selalu dipadati oleh para pengunjung.

Masjid merupakan lambang dan tempat beribadah bagi umat Islam. Dalam buku Manajemen Masjid (1995) karya Ramlan Marjoned, selain berkaitan sebagai tempat ibadah, fungsi lain masjid adalah: Masjid merupakan temoat bermusyawarah kaum muslimin guna memecahkan persoalan yang timbul dalam masyarakat. Masjid merupakan temoat kaum muslimin untuk berkonsultasi, mengajikan kesulitan-kesulitan, meminta bantuan dan pertolongan. Masjid tempat membina keutuhan ikatan jemaah dan kegotong-royongan di dalam mewujudkan kesejahteraan bersama. Masjid dengan mejelis taklimnya merupakan wahana untuk meningkatkan kecerdasan dan ilmu pengetahuan kaum muslimin. Masjid tempat untuk mengumpulkan dana, menyimpan, dan membaginya. Masjid tempat melaksanakan pengaturan dan supervisi sosial.

KEDUA, MEMPERSATUKAN KELOMPOK ANSHAR DAN MUHAJIRIN YANG BERSELISIH. 

Dalam sejarah kota Madinah, penduduk asli Madinah terdiri dari dua suku Arab yaitu Aus dan Khazraj. Sebelum kedatangan Rasulullah, dua suku ini sudah cukup lama terlibat konflik dan permusuhan. Walaupun begitu, suku Aus dan Khazraj sebenarnya merasa lelah dengan permusuhan di antara mereka dan mereka berusaha untuk menghentikan konflik yang ada.  

Selanjutnya, enam orang pemuda Yastrib bertemu dengan Rasulullah di Aqabah Mina. Keenam pemuda tadi tertarik dengan ajaran Rasulullah dan yakin bahwa Rasulullah mampu membawa harapan bagi bersatunya dua suku yang berselisih.  

ada akhirnya, proses baiat Aqabah pertama terlaksana dan diikuti oleh dua belas orang. Baiat Aqabah kedua diikuti lebih banyak orang, yaitu 70 orang hingga terbentuklah komunitas muslim dari suku Aus dan Khazraj di Madinah. Komunitas muslim ini semakin lama semakin berkembang terutama setelah datangnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah.

Kelompok dari komunitas ini berperan sebagai pembela dan pendukung Rasulullah dan para sahabat yang hijrah ke Madinah, baik yang sudah ada sebelum Rasulullah datang maupun setelah kedatangan Nabi Muhammad SAW.

Suku Aus dan Khazraj tadi kini berubah menjadi kaum Anshar, yakni para penolong yang membantu kaum muslimin Makkah yang hendak hijrah ke Madinah. Sahabat-sahabat Nabi yang hijrah dari Mekah ke Madinah disebut kaum Muhajirin.

Kaum Muhajirin datang ke Madinah menempuh perjalanan sejauh 450 kilometer dengan segala keterbatasan. Segala harta kekayaan mereka mulai dari rumah, ternak, kebun, dan kekayaan lainnya mereka tinggalkan di Mekah.

Bagi Abdurrrahman bin Auf, yang terkenal sangat kaya, juga rela meninggalkan hartanya. Karena baginya, bisa hijrah ke Madinah saja sudah merupakan keberkatan karena tokoh Quraish menghalangi mereka semua untuk hijrah dengan segala upaya mereka.

Para kaum Muhajirin yang hijrah ke Madinah, mereka banyak dibantu oleh kaum Anshar yang bersedia menampung mereka yang tidak bisa menginap di Masjid yang baru dibangun Rasulullah. Rasulullah-lah yang dengan upayanya yang cemerlang, yang tidak pernah dilakukan oleh pemimpin manapun, yang berhasil mempersatukan kaum Anshar dan kaum Muhajirin. 

Di rumah Anas bin Malik, Rasulullah mempersaudarakan sembilan puluh orang laki-laki dari kaum Anshar dan Muhajirin. Hal ini terdapat dalam QS Al-Anfal 8:75 yang berbunyi, “Dan orang-orang yang beriman sesudah itu kemudian berhijrah serta berjihad bersamamu maka orang-orang itu termasuk golonganmu (juga).”

“Orang-orang yang mempunyai hubungan kerabat itu sebagiannya lebih berhak terhadap sesamanya (daripada yang bukan kerabat) di dalam kitab Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” 

Setelah dipersaudarakan oleh Nabi, kedua kaum berbagi hampir apa saja yang mereka miliki. Merekahlah yang menjadi komunitas masyarakat Muslim pertama di Madinah.

Itu tadi sedikit sejarah kota Madinah mulai dari sebelum kedatangan Rasulullah hingga Rasulullah hijrah ke Madinah. Keberhasilan Beliau dalam mempersatukan dan mempersaudarakan kaum Anshar dan kaum Muhajirin membentuk komunitas masyarakat Muslim di kota suci kedua ini. 

Ali ra. dipilih sebagai saudara beliau sendiri, Abu Bakar dipersaudarakan dengan Kharijah Ibn Zuhair dan Ja’far Ibn Abi Thalib dipersaudarakan dengan Muaz Ibn Jabbal. Demikianlah nabi telah mempersatukan tali persaudaraan mereka. Dengan demikian terciptalah persaudaraan yang berdasarkan agama, sebagai pengganti dari persaudaraan yang berdasarkan ras dan suku sebagaimana yang telah dipraktekan  orang-orang Jahiliyyah sebelumnya.  

KETIGA, MENJADI MODERASI BERAGAMA PERJANJIAN SALING MEMBANTU ANTARA KAUM MUSLIMIN DENGAN NON-MUSLIM. 

Penduduk Madinah saat itu terdiri dari tiga golongan: kaum muslimin, Yahudi (yang terdiri dari Bani Nadhir dan Quraidhah) dan bangsa Arab yang masih pagan (penyembah berhala). Karena itu nabi mempersatukan mereka dalam satu masyarakat yang terlindung, sebagaimana yang terumuskan dalam Piagam Madinah. 

nilai dan perspektif Moderasi Beragama telah inheren pada diri Rasulullah Muhammad SAW, pada ajaran-ajarannya, terukur dalam sikapnya, dan terpancar pada tindakannya.

Rentang kesejarahan dengan periode nubuwwah telah demikian lama, namun Muhammad SAW memberi teladan perilaku dan inspirasi yang demikian nyata dalam mengelola heterogenitas dengan prinsip penghargaan terhadap hak asasi dan sikap saling memuliakan. Di luar jaminan Al Quran atas semua keutamaannya, teladan dan tindakan Muhammad SAW tersebut dengan sendirinya menempatkannya menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia, baik yang beriman kepadanya maupun yang tidak.  

Sebagai produk yang lahir dari rahim peradaban Islam, Piagam Madinah diakui sebagai bentuk perjanjian dan kesepakatan bersama bagi membangun masyarakat Madinah yang plural, adil, dan berkeadaban. 

Di mata para sejarawan dan sosiolog ternama Barat, Robert N Bellah, Piagam Madinah yang disusun Rasulullah itu dinilai sebagai konstitusi termodern di zamannya, atau konstitusi pertama di dunia. Berikut petikan lengkap terjemahan Piagam Madinah yang terdiri dari 47 pasal:

Preambule:

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Ini adalah piagam dari Muhammad, Rasulullah SAW, di kalangan mukminin dan Muslimin (yang berasal) dari Quraisy dan Yatsrib (Madinah), dan yang mengikuti mereka, menggabungkan diri dan berjuang bersama mereka.

Pasal 1: Sesungguhnya mereka satu umat, lain dari (komunitas) manusia lain.

Pasal 2: Kaum Muhajirin (pendatang) dari Quraisy sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka dan mereka membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.

Pasal 3: Banu 'Awf, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka seperti semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan baik dan adil di antara mukminin.

Pasal 4: Banu Sa'idah, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin. Pasal 5: Banu al-Hars, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.

Pasal 6: Banu Jusyam, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.

Pasal 7: Banu al-Najjar, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.

Pasal 8: Banu 'Amr Ibn 'Awf, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.

Pasal 9: Banu al-Nabit, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.

Pasal 10: Banu al-'Aws, sesuai keadaan (kebiasaan) mereka, bahu-membahu membayar diat di antara mereka (seperti) semula, dan setiap suku membayar tebusan tawanan dengan cara yang baik dan adil di antara mukminin.

Pasal 11: Sesungguhnya mukminin tidak boleh membiarkan orang yang berat menanggung utang di antara mereka, tetapi membantunya dengan baik dalam pembayaran tebusan atau diat.

Pasal 12: Seorang mukmin tidak dibolehkan membuat persekutuan dengan sekutu mukmin lainnya, tanpa persetujuan dari padanya.

Pasal 13: Orang-orang mukmin yang takwa harus menentang orang yang di antara mereka mencari atau menuntut sesuatu secara zalim, jahat, melakukan permusuhan atau kerusakan di kalangan mukminin. Kekuatan mereka bersatu dalam menentangnya, sekalipun ia anak dari salah seorang di antara mereka.

Pasal 14: Seorang mukmin tidak boleh membunuh orang beriman lainnya lantaran (membunuh) orang kafir. Tidak boleh pula orang mukmin membantu orang kafir untuk (membunuh) orang beriman.

Pasal 15: Jaminan Allah satu. Jaminan (perlindungan) diberikan oleh mereka yang dekat. Sesungguhnya mukminin itu saling membantu, tidak tergantung pada golongan lain.

Pasal 16: Sesungguhnya orang Yahudi yang mengikuti kita berhak atas pertolongan dan santunan, sepanjang (mukminin) tidak terzalimi dan ditentang (olehnya).

Pasal 17: Perdamaian mukminin adalah satu. Seorang mukmin tidak boleh membuat perdamaian tanpa ikut serta mukmin lainnya di dalam suatu peperangan di jalan Allah Allah, kecuali atas dasar kesamaan dan keadilan di antara mereka.

Pasal 18: Setiap pasukan yang berperang bersama kita harus bahu-membahu satu sama lain.

Pasal 19: Orang-orang mukmin itu membalas pembunuh mukmin lainnya dalam peperangan di jalan Allah. Orang-orang beriman dan bertakwa berada pada petunjuk yang terbaik dan lurus.

Pasal 20: Orang musyrik (Yatsrib) dilarang melindungi harta dan jiwa orang (musyrik) Quraisy, dan tidak boleh bercampur tangan melawan orang beriman.

Pasal 21: Barang siapa yang membunuh orang beriman dan cukup bukti atas perbuatannya, harus dihukum bunuh, kecuali wali si terbunuh rela (menerima diat). Segenap orang beriman harus bersatu dalam menghukumnya.

Pasal 22: Tidak dibenarkan bagi orang mukmin yang mengakui piagam ini, percaya pada Allah dan Hari Akhir, untuk membantu pembunuh dan memberi tempat kediaman kepadanya. Siapa yang memberi bantuan atau menyediakan tempat tinggal bagi pelanggar itu, akan mendapat kutukan dan kemurkaan Allah di hari kiamat, dan tidak diterima daripadanya penyesalan dan tebusan. 

KEEMPAT, MELETAKKAN DASAR POLITIK, EKONOMI DAN SOSIAL BAGI TERBENTUKNYA  “MASYARAKAT BARU”. 

Seperti analisis Montgomery Watt (1989), hijrah nabi pada tahun 622 M menunjukkan permulaan kegiatan politiknya. Namun beliau tidak dengan tiba-tiba mendapatkan kekuatan politik yang begitu besar itu melainkan tumbuh dengan perlahan-perlahan.

Konsesi-konsesi dengan warga Madinah yang akan beliau masuki (ketika beliau masih berada di Makkah) berarti pendirian badan politik baru, yang didalamnya terdapat kelonggaran untuk merealisasikan potensi politik dari pemikiran Al-Qur’an. Itulah sosok Muhammad, orang pertama yang memikirkan proses perubahan yang terjadi dalam masyaralat Makkah secara serius, radikal dan humanistik. Beliau tidak sekadar menyeru orang untuk men-tauhid-kan Allah, melainkan juga membangun masyarakat baru yang demokratis, berperadaban, dan tidak korup. 

TAG : EMPAT LANGKAH SUKSES NABI MUHAMMAD DALAM MERAIH KEMENANGAN DAN PEMMBENTUKAN NEGARA MADANI AMAN ADIL DAMAI DAN MAKMUR   

SUMBER : www.republika.co.id dan dari berbagai sumber

Sabtu, 20 November 2021


Sahabat Hebat Mulia

Kedudukan seorang pemimpin dalam Islam sangatlah penting. Bahkan keberadaannya FARDHU KIFAYAH, dimana setiap manusia akan berdosa apabila tidak adanya seorang pemimpin pun dan pembebanan hukum tersebut terbebas manakala salah seorang dari umat telah terpilih menjadi pemimpin

Pemimpin dalam sebuah organisasi memiliki peranan penting dalam mengarahkan, mangatur, mengelola dan mempengaruhi para bawahannya. Tanpa adanya orang yang mengatur dan mengarahkan suatu organisasi niscaya organisasi tersebut tidak adakan bisa mencapai tujuannya sesuai dengan visi dan misinya.

Kepemimpinan Bukan Semata Kekuasaan, Bukan Jabatan Dan Kewenangan Yang Mesti Dibanggakan dan  bukan PENGHARGAAN.

Kepemimpinan Bukan Pula Barang Dagangan Yang Dapat Diperjual Belikan.

Kepemimpinan Yang Tidak Dijalankan Secara Professional Dan Proporsional Adalah Penghianatan Terhadap Allah Dan Rasul-nya.

Hakekat kepemimpinan dalam pandangan Islam adalah AMANAH yang harus dijalankan dengan baik dan dipertanggungjawabkan bukan saja di dunia tapi juga di hadapan Allah nanti di akhirat. 

Berikut 6 Prinsip - prinsip kepemimpinan Sukses dalam Islam MENURUT IBNU KHOLDUN KITAB MUQODIMAH


1. QUDWAH HASANAH

Kepemimpinan akan menjadi efektif apabila dilakukan tidak hanya dengan nasihat tapi juga dengan ketauladanan yang baik dan bijaksana.

“Sesungguhnya Telah Ada Pada (Diri) Rasulullah Itu Suri Teladan Yang Baik Bagimu (Yaitu) Bagi Orang Yang Mengharap (Rahmat) Allah & Hari Kiamat Dan Dia Banyak Menyebut Allah”. QS: Al-ahzab : 21

Pemimpin adalah Sosok yang mampu mewujudkan teori kepemimpinan yang telah dimilikinya dalam kehidupan praktek organisasi, baik melalui tingkah laku maupun konsep – konsep pemikiran.

Rosulullah SAW adalah Great Leader in The World (Michael H. Hart dalam Buku Seratus Tokoh Paling Berpengaruh di Dunia)

2. MUSYAWWARAH


Perlibatan Seluruh Komponen Masyarakat Secara Proporsional Dalam Keikutsertaan Dalam Pengambilan Sebuah Keputusan Atau Kebijaksanaan.

MENGAMBIL SUATU KEPUTUSAN ATAU KEBIJAKSANAAN DIHARUSKAN TIDAK HANYA MENGAMBIL TINDAKAN ATAS DASAR PERSEPSINYA SENDIRI SAJA, AKAN TETAPI HARUS MELIBATKAN BERBAGAI KOMPONEN BAIK ITU MASYARAKAT, MAUPUN ANGGOTA-ANGGOTA LAIN DALAM PEMERINTAHAN ITU SENDIRI.

"Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal." (QS. Ali Imran: 159).

tafsir dari Ibnu Katsir menyebutkan bahwa Rasulullah SAW selalu bermusyawarah dengan mereka apabila menghadapi suatu masalah. Di antaranya musyawarah dalam urusan peperangan, di antaranya adalah musyawarah mengenai poisisi Rasulullah dalam perang. Hingga akhirnya Al-Munzir ibnu Amr mengusulkan agar Rasulullah berada di hadapan pasukan kaum muslim).

Selain itu, Rasulullah pun pernah mengajak kaum muslim bermusyawarah sebelum Perang Uhud. Musyawarah itu terkait dengan pilihan Rasulullah untuk tetap berada di Madinah atau justru keluar menyambut kedatangan musuh. Kemudian hasilnya sebagian besar dari mereka mengusulkan agar semuanya berangkat menghadapi mereka. Rasulullah pun berangkan bersama pasukannya menuju musuh-musuhnya berada.

Musyawarah lainnya dilakukan oleh Rasulullah dalam Perang Khandaq. Rasulullah meminta pendapat dari kaum muslimin tentang perdamaian dengan golongan yang bersekutu. Rasul mengusulkan untuk memberi sepertiga dari hasil buah-buahan Madinah.

Namun usul itu ditolak oleh dua orang Sa'd, yaitu Sa'd ibnu Mu'az dan Sa'd ibnu Ubadah. Pada akhirnya Rasulullah menuruti pendapat mereka.

Dalam Perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah kembali mengajak kaum muslimin untuk bermusyawarah. Rasul mengusulkan apakah sebaiknya mereka melakukan penyerangan pada orang-orang musyrik.

Abu Bakar As-Siddiq pun berpendapat, "Sesungguhnya kita datang bukan untuk berperang, melainkan kita datang untuk melakukan ibadah umrah."

Kemudian Rasulullah menghargai pendapat Abu Bakar tersebut. Berdasarkan kisah-kisah yang disebutkan sebelumnya, dapat dibuktikan bahwa hal itulah yang membuat kaumnya patuh dan setia dengan Rasul. Sebab keputusan-keputusan dari Rasulullah merupakan hasil musyawarah bersama di antara mereka sendiri.

Dalam Surah Ali Imran ayat 159 ini juga Allah berfirman untuk selalu bertawakallah kepada Allah setelah mencapai hasil mufakat dalam suatu musyawarah. Seperti Rasulullah dan kaumnya yang tetap berjuang dan berjihad di jalan Allah dengan tekad yang bulat tanpa menghiraukan bahaya dan kesulitan yang mereka hadapi.

3. ADIL – AL-’ADALAH

Prinsip kepemimpinan yang tidak memilih pada salah satu pihak manapun. Tapi pegangannya hanya didasarkan pada kebenaran semata berdasarkan Al-Qur’an dan Sunah.

“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu Pemimpin) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat dan Alloh melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pelajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. (QS. AN Nahl 90)”

“Dan Kami Allah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan Kami wahyukan kepada mereka agar berbuat kebaikan, melaksanakan shalat, menunaikan zakat dan hanya kepada Kami mereka menyembah. (QS. Anbiya : 73)”.

4. KELEMBUTAN HATI DAN SALING MENDOAKAN

Pemimpin yang mengikuti pribadi Rasul dan para sahabat yang lembut hatinya, halus perangainya dan santun perkataannya.

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya. “ Q.S Ali-Imran ayat 159

5. KEBEBASAN BERIFIKIR, KREATIVITAS DAN BERIJTIHAD.

Kepemimpinan yang terus berpikir, inovatif, kreatif dengan ijtihad tajamnya untuk menjaga dan membela yang dipimpinnya.

Terdapat lebih dari 640 ayat yang mendorong manusia untuk berpikir. Oleh karena itu kita, diperintahkan oleh Syari’at untuk menggunakan akal pikiran kita. Allah telah mengistimewakan manusia dibandingkan dengan makhluk lainya dengan adanya akal dan kecerdasan yang tinggi.

“….Kemudian Kami jadikan dia (manusia) makhluk yang unik. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al Mu’min)

“Demikianlah, Allah menerangkan kepadamu ayat-ayat–Nya, agar kamu berpikir”(QS. Al Baqarah [2]: 219)

6. KOLABORATIF – BERSINERGI

Kepemimpinan yang baik adalah yang mengedapnakan Sinergitas dengan Membangun Kebersamaan Dan Mengoptimalkan Sumberdaya manusia yang ada. Menciptakan kolaborasi dalam kebaikan dan taqwa

“Dan tolong-menolonglah kamu sekalian pada kebaikan dan takwa dan jangan tolong-menolong dalam dosa dan permusuhan ....“Q.S. al-Maidah ayat 3)

tag : 6 Prinsip - prinsip kepemimpinan Sukses dalam Islam MENURUT IBNU KHOLDUN KITAB MUQODIMAH

Sabtu, 13 November 2021


Artikel lainnya : Jurus Jitu Masuk Parlemen "Mengapa Anda HARUS menjadi Pemenang, MENANG, menang dan terus MENANG ?"

Siapa yang punya keinginan untuk Sukses Memenangkan Pilkada ? Hati Merasa bahagia dalam berjuang dan bisa merasakan rasa syukur saat memenagkan kandidatnya. 

nah Berikut 4 Cara Sukses Memenangkan Pilkada menurut para pakar strategy

Cara Sukses Memenangkan Pilkada Pertama, manfaatkan klaim elektabilitas. "Misalnya, kalau saya terpilih saya akan memberikan kemudahan akses kepada setiap lapisan masyarakat," ujar dia dalam seminar 'Strategi Pemenangan Pilkada' yang digelar Republika di Jakarta, Kamis (25/3). Untuk mendukung klaim itu, kata dia, kandidat tidak boleh mengungkapkan pernyataan atau klaim yang tidak mencerminkan kalayakan seorang kandidat untuk dipilih.

Cara Sukses Memenangkan Pilkada Kedua, jalankan konsep horse races (pacuan kuda). Effendi menilai pelaksanaan Pilkada ibarat pacuan kuda yang melibatkan para kandidat. Pada bagian ini, para calon diharuskan cepat dan tanggap terhadap isu yang membantu untuk menaikkan elektabilitas.

Cara Sukses Memenangkan Pilkada Ketiga, terapkan rumus teori-teori public relation dan public opinion, serta yang termutakhir adalah teori co-creation guna menghadirkan elektabilitas tinggi bagi para calon. "Dengan waktu yang terbatas, opini publik sangat diperlukan," ujar dia.

Cara Sukses Memenangkan Pilkada Keempat, Gozali melihat penciptaan satu atau dua simbol yang memorable sangat penting. Misalnya saja, Kata dia, Obama ketika berdebat dengan saingannya kala itu John McCain. Ketika memasuki panggung debat, Obama tidaklah berjalan seperti biasa melainkan lari kecil. "Apa yang dilakukan obama merupakan bentuk calon pemimpin yang berasal dari kaum muda. Berbeda dengan McCain yang hanya berjalan, seolah membenarkan dirinya sebagai sosok yang tua," katanya.

Dalam penilaiannya, sejak era reformasi, pelaksanaan Pilkada banyak memiliki kelemahan dan itu hanya bisa dihilangkan dengan keberadaan komitmen kuat dari pemerintah. Selain peraturannya tidak lengkap, menurut dia, penyelesaian kasus-kasus yang menuntut adanya audit dana kampanye juga tidak pernah terjadi.


Nah Ini juga ada artikel keren tentang Cara Sukses Memenangkan Pilkada yang lebih detail, berikut uraiannya : 

Tak bisa dipungkiri lagi bahwa pilkada merupakan sebuah peristiwa politik. Proses dan hasil pilkada bisa didapatkan dari analisis dan mekanisme pasar dan juga pendekatan makro dan mikro ekonomi.

Memenangkan Pilkada (kandidat Gubernur/Bupati/Walikota) tidak mudah, membutuhkan analisis terhadap kalkulasi ekonomi yang akurat yaitu bagaimana mengurangi resiko-biaya sosioekonomi dan sosiopolitik.

Efisiensi penting dalam berbagai bidang baik dalam pelaksanaan Pilkada (KPU/Desk Pilkada) maupun cara memenangkan Pilkada (kandidat/ koalisi/non koalisi partai pendukung).

Tim sukses kandidat Pilkada seharusnya berpikir strategik-efisien bagaimana mengurangi resiko dan meningkatkan keuntungan/manfaat (”to minimize risks and to maximizize profits”).

SURVEY

Pilkada adalah proses demokrasi yang dapat diukur, dikalkulasi, dan diprediksi dalam proses maupun hasilnya.

Survei adalah salah satu pendekatan yang cukup penting dilakukan untuk mengukur, mengkalkulasi, dan memprediksi bagaimana proses dan hasil pilkada yang akan berlangsung, terutama menyangkut peluang kandidat.

Saat ini sudah waktunya untuk meraih kemenangan dalam pilkada berdasarkan data empirik, ilmiah, terukur, dan dapat diuji.

Sebagai salah satu aspek penting strategi pemenangan kandidat pilkada, survei bermanfaat untuk melakukan pemetaan kekuatan politik. Dalam hal ini, tim sukses semestinya membuat survei untuk:
memetakan posisi kandidat di mata masyarakat;

Memetakan keinginan pemilih;

Mendefinisikan mesin politik yang paling efektif digunakan sebagai vote getter; serta

Mengetahui media yang paling efektif untuk kampanye.

Tim sukses harus mengandalkan survey untuk menentukan strategi pemenangan kandidat.

Untuk mengetahui bagaimana peta dukungan dan preferensi pemilih terhadap kandidat berdasarkan beberapa aspek anatar lain wilayah, usia, jenis kelamin, pekerjaan, agama, afiliasi keagamaan dan organisasi sosial, serta tingkat sosial-ekonomi.

Untuk mengetahui bagaimana tingkat popularitas kandidat di masyarakat, baik pada masa pra-kampanye maupun pada masa kampanye menjelang pemilihan. Melalui survei, tim sukses akan dapat memperkirakan seberapa besar dana yang diperlukan untuk membiayai kampanye.

Melalui survei tim sukses dapat mengemas pencitraan kandidat sesuai dengan ideal yang diharapkan pemilih dan dapat menggunakan media kampanye yang tepat.

Untuk mengidentifikasi isu-isu strategis yang berkembang di masyarakat sebagai bahan kampanye kandidat dan dapat menyusun program kampanye sesuai kehendak pemilih. Untuk mengetahui besaran peluang atau probabilitas menang kandidat dalam pilkada.

Sarana ”sosialisasi” kandidat kepada masyarakat.

Survey perlu diadakan minimal 3 kali sebelum hari H pilkada dilakukan.

Survey pertama, sebaiknya dilakukan secepat mungkin. Sebab kandidat yang tahu situasi lebih cepat memiliki kemungkinan menang lebih besar. Survei pertama ini digunakan untuk mengukur modal dasar yang dimiliki kandidat dan mengukur harapan masa pemilih.

Survei pertama dipakai sebagai dasar pencitraan kandidat, dan strategi pemasaran dan pemenangan kandidat.

Survey kedua diadakan 2-3 bulan setelah tim sukses bergerak memasarkan kandidat (berkampanye). Survei ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif strategi kampanye yang telah dilakukan.

Survey ketiga diadakan pada saat pelaksanaan kampanye pilkada. Survei ini digunakan untuk mengetahui seberapa efektif strategi kampanye dan upaya pemenangan yang telah dijalankan. Juga untuk menilai berapa kira-kira perolehan suara kandidat dalam pilkada nanti.

JARGON Singkatan Naman Calon Kandidat

Orang Indonesia lebih cepat mengenal kata atau merek yang terdiri dari dua suku kata. Mirip dengan strategi pembuatan merek yang menganjurkan menggunakan kata sederhana agar mudah diingat, mudah dibaca dan ditulis.

Lalu bagaimana dengan merek yang menggunakan lebih dari dua suku kata? Tentu saja tetap bisa sukses dipasar dengan menggunakan berbagai strategi. Yang pasti effort dan waktu yang digunakan akan berbeda.

Sebagai contoh, YAMAHA yang baru saja sukses menjadi market leader setelah melewati masa yang cukup panjang menghadapi dominasi Honda.

Beberapa merek yang panjang menggunakan strategi singkatan agar lebih mudah dikenali dan diingat.

Sebagai contoh Mantan Presiden Indonesia Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono disingkat SBY, merek Hawlett Packard disingkat HP, Studio 21 disingkat TO, Mc Donald dikenal dengan McD, Kentucky Fried Chicken menjadi KFC, PT. Telekomunikasi Indonesia dikenal dengan TELKOM, Excelcomindo disingkat XL, dan lain sebagainya.

Tim Sukses Calon Walikota telah memikirkan berbagai strategi untuk menguasai benak calon pemilih. Termasuk strategi pemilihan singkatan bagi nama calon untuk menjadi materi promosi.

Konsep memasarkan Calon Walikota adalah personal branding strategy. Karena nama calon walikota juga sama dengan merek. Sehingga menjadi penting untuk mempelajari dan meng-implementasi-kan konsep personal branding ini.

Perlu diingat bahwa dalam pemasaran, tiada lain bertujuan menciptakan persepsi terhadap merek untuk masuk ke benak pasar (mind share) hingga menguasai hati pemilih (heart share).

Mengapa heart share? Karena para pemilih kita adalah pasar yang rasional dan akan bertindak sesuai dengan hati nuraninya.

Sumber Cara Sukses Memenangkan Pilkada  winstarlink. com

Sabtu, 06 November 2021


Oleh DR. Salim Al-Jufri


Sahabat HEBAT mulia, kali ini saya akan membagikan salah satu intisari nasehat dari guru kita, Wakil Ketua Persatuan Ulama Muslim Internasional, yaitu DR.Salim.

Nasehat sangat serat makna dan penuh manfaat dari DR.Salim, Karena DR.Salim bukan hanya sosok pribadi pilihan para ulama International Union of Muslim Scholars (IUMS) yang digelar di Turki,2018, Tapi beliau juga adalah guru yang cerdas, santun dan penuh cinta kepada ummat dan rakyat indonesia dan dunia.

Berikut Nasehat DR.Salim Untuk Calon Anggota Dewan, Para Legislator terpilih, para calon kepala daerah, pimpinan daerah, calon pemimpin nasional dan internasional.

Saudaraku yang dicintai Alloh SWT.

PARA PENDIRI BANGSA TELAH BERSEPAKAT BAHWA Indonesia yang merdeka tanggal 17 Agustus 1945 memilih bentuk Negara Kesatuan (unitary state) dan Republik yang berdasarkan kedaulatan rakyat. Padahal, sebelum Indonesia merdeka, di wilayah Nusantara ini telah berdiri kerajaan atau kesultanan besar seperti Sriwijaya, Majapahit atau Aceh Darussalam. Tetapi, Indonesia merdeka memilih bentuk Republik bukan Kerajaan. Dan, para raja atau sultan itu legowo bergabung dalam NKRI.

Sebagai konsekuensi dari bentuk Republik, kita menerapkan sistem demokrasi yang berdasarkan nilai luhur Pancasila: “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan” (sila keempat). 

Demokrasi yang kita pilih harus dipimpin oleh ‘hikmat kebijaksanaan’, bukan kebebasan tanpa batas yang menjurus anarki atau demokrasi yang dikebiri plutokrasi (kekuasaan yang dikendalikan orang-orang superkaya). Para pemimpin yang memiliki hikmah dan bijaksana itu bermusyawarah dalam lembaga perwakilan. Sehingga DPR, DPD dan MPR RI adalah lembaga yang menampung para wakil rakyat yang memiliki hikmat kebijaksanaan.

Salah satu parameter demokrasi adalah terselenggaranya pemilihan umum dan pemilihan presiden di tingkat nasional, serta pemilihan kepala daerah (pilkada) di tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota. Karena itu, berpartisipasi dalam Pilkada merupakan salah satu tugas demokrasi, agar terjaga pilarpilar kedaulatan rakyat hingga ke masyarakat di pelosok daerah. Meskipun, penyelenggaraan Pilkada pada tahun 2020 terjadi dalam suasana sulit akibat pandemi Covid-19.

Saudaraku yang dirahmati Alloh SWT. Jika kalian ingin menang dalam kontestasi politik dan bisnis,

Cara Kemenangan yang Petama : Yakinlah Atas Janji Alloh, bahwa Kemenang dan Kedudukan akan diberikan bagi Orang yang Beriman dan Berbuat Kebajikan

“Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi”. (An-Nur/24: 55)

“Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Adz-Dzikr (Lauh Mahfuzh), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shalih”. (QS. Al-Anbiya Ayat 105)

"Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima Tobat". (QS An Nashr : 1-3).

Cara Kemenangan yang Kedua : Menangkanlah Agama Alloh SWT.

"Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu." (QS. Muhammad Ayat 7)

Cara Kemenangan yang Ketiga : Menangkanlah Hati Manusia

Saudaraku yang mencintai Alloh SWT. Sejak 14 abad yang lalu, Baginda Nabi Muhammad memberikan petunjuk kepada kita, agar kita mampu memenangkan kontentasi politik dan bisnis, yakni dengan emapat cara paling istimewa :

1. AFSUS SALAM, tebarkan salam yaitu tebarkan kedamaian, ketentraman. Banyak senyum dan membahagiakan orang lain
2. WAAT'IMUT TOAM, berilah makan yaitu peduli, peka dan bermanfaat dan menolong orang lain
3. WASHILUL ARHAM, sambung tali persaudaraan yaitu banyak silaturahim dan membangun persaudaraan
4. WASHOLLU BILLAIL WANNASU NIYAM, sholatlah di malam hari ketika manusia terlelap tidur artinya menguatkan hubungan dengan Allah SWT.

Berikut tuntunan Baginda Nabi Muhammad SWT, tentang cara Kemenangan dalam Sabdanya :

Dari ‘Abdullah bin Salâm, ia berkata: “Ketika Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, orang-orang segera pergi menuju beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam (karena ingin melihatnya). Ada yang mengatakan: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah datang, lalu aku mendatanginya ditengah kerumunan banyak orang untuk melihatnya. Ketika aku melihat wajah Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , aku mengetahui bahwa wajahnya bukanlah wajah pembohong. Dan yang pertama kali beliau ucapkan adalah, ‘Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikan makan, sambunglah silaturrahim, shalatlah di waktu malam ketika orang-orang tertidur, niscaya kalian akan masuk Surga dengan sejahtera.”(H.R. At-tirmidzi no. 2485).

Semoga Alloh memenangkan kita semua di dunia dan memenagkan kita di akhirat dan memasukan kita dalam Istana Surga Firdaus.

Jumat, 05 November 2021


Oleh Ahmad Syaikhu

NEGARA KESATUAN dipilih dan ditetapkan sejak awal berdirinya sebagai bentuk negara Indonesia, dikuatkan dalam Pasal 1 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945, merupakan keputusan yang dipandang paling tepat untuk mewadahi ide persatuan sebuah bangsa yang majemuk seperti Indonesia. Negara kesatuan berarti negara yang memiliki satu pusat pemerintahan saja, tidak ada negara bagian. Dalam konteks Indonesia bernaung dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Data BPS menunjukkan ada sekitar 1331 kelompok suku bangsa di Indonesia, dan 652 bahasa daerah. Luar biasa. Kemajemukan dalam konteks Islam bagian dari keniscayaan, Allah SWT memerintahkan kita untuk saling mengenal.
 
‌يٰۤاَُّيهَا‌الَّناسُ‌اَِّنا‌خَلقَۡنٰكُمۡ‌مِّنۡ‌ذَكَرٍ‌وَّاُنۡثٰى‌وَجَعَلۡنٰكُمۡ‌شُعُوۡبًا‌وَّقَبَاٮِٓلَٕ‌لِتَعَارَفُوۡ‌اؕ‌
اِنَّ‌اَكۡرَمَكُمۡ‌عِنۡدَ‌اللِّٰ‌اَ‌تۡقٰٮكُمۡ‌‌ؕ‌اِنَّ‌اللَّٰ‌عَلِيۡمٌ‌خَبِيۡرٌ

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti. (Al Hujarat: 13)

Salah satu poin 4 Pilar MPR RI adalah Bhinneka Tunggal Ika, menjadi semboyan pemersatu. Bhinneka Tunggal Ika oleh pendiri bangsa dinilai relevan dengan keperluan strategis Bangsa Indonesia, yang memiliki makna, walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, budaya, adat, bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan sebangsa dan setanah air.

Islam adalah agama yang tidak dibatasi oleh dimensi ruang dan waktu, batas-batas geografi. Islam sebagai agama penyempurna yang selalu terbuka dengan adan ya perubahan zaman yang semakin modern. Islam komprehensif yaitu islam yang meliputi segala aspek kehidupan, mulai dari aqidah, ibadah, akhlak, sosial, ekonomi, politik, ketatanegaraan, kekeluargaan, kebudayaan, perad ab an dan lain-lain. (Prof. Dr. H. Abuddin Nata, M.A.)

Islam dan Negara tidak dapat dipisahkan, serta keyakinannya bahwa didalam Islam ada banyak ajaran tentang pengaturan sebuah Negara. (Yusuf Qaradhawi)

Ajaran-ajaran Islam yang mempunyai ketatanegaraan dan masyarakat hidup itu mempunyai sifat-sifat yang sempurna bagi kehidupan negara dan masyarakat, dan dapat men– jamin hidup keragaman atas saling harga-menghargai antara berbagai golongan di dalam negara. Maka bukan hal yang salah jika Islam turut berperan dalam membangun bangsa melalui pemerintahan (M. Natsir)

Tidak ada pertentangan antara Islam dengan konsepkonsep kebangsaan, seperti nasionalisme, UUD NRI 1945, ataupun Pancasila yang menjadi dasar dan ideologi negara Indonesia. Justru Islam hadir menjadi inspirasi bagi lahirnya nilai-nilai luhur yang tertuang dalam Pancasila. Seluruh pasal dalam Pancasila dijiwai oleh nilai-nilai Islam, mulai dari nilai Aqidah yang ada pada sila pertama tentang Ketuhanan YME, nilai kemanusiaan, persatuan/ukhuwah, musyawarah, sampai keadilan sosial.

Justru sikap seorang muslim yang baik dan benar adalah berkontribusi semaksimal mungkin bagi kemajuan bangsa. Banyak cara membangun bangsa, dengan terlibat di partai politik, menjadi akademisi, pengusaha, dan lainnya. Semua bisa terlibat membangun bangsa dengan cara masing-masing.

Tetap menjadi agen penting perubahan bangsa, menjalankan fungsi kontrol kepada pemerintah, dan menjadi iron stock pemimpin masa depan Indonesia. Siapkan kepemimpinan yang tangguh dengan memenuhi kriteria integritas yang kokoh, memiliki kapasitas, dan diterima di masyarakat dengan kebermanfaatan nyata yang bisa diberikan. Pemuda kini adalah pemimpin masa depan.

Sumber Utama Artikel Indahnya Islam, Kebangsaan dan Kemajemukan : Buku MERAWAT INDONESIA 
Refleksi Nasionalisme, Demokrasi, dan Kemanusiaan
Penulis Ahmad Syaikhu

Minggu, 31 Oktober 2021


Oleh: H. Ahmad Syaikhu

Dalam Mencapai kemenangan, Semangat dan optimisme itu harus diikuti dengan lima syarat untuk meraih kemenangan. Apa saja? berikut penjelasnnya :


Pertama, kita harus menjaga nilai dalam perjuangan (Winning Value). 


Yakni nilai-nilai yang harus dimiliki agar layak mendapatkan kemenangan. Salah satu nilai penting adalah kejujuran dan komitmen. Kampanye pilkada untuk meraih dukungan pemilih yang paling tepat ialah menyodorkan bukti rekam jejak kandidat yang sudah teruji di tengah masyarakat. Tampilkan sisi-sisi positif dari pelayanan dan pembelaan kandidat selama ini terhadap isu-isu publik, sambil membangun komitmen dengan komunitas dan kelompok strategis di tengah masyarakat.

Kedua, kita harus memiliki Konsep Pemenangan yang Jelas (Winning Concept).

Konsep yang realistik untuk mencapai kemenangan di tengah sistem penyelenggaraan pilkada yang penuh kelemahan dan kondisi masyarakat yang didominasi budaya pragmatisme. Pemenangan itu berbasis TPS sebagai tempat perebutan pengaruh, sehingga         harus   diidentifikasi   karakteristik    pemilih            pada    tiap TPS yang mungkin berbeda-beda. Pendekatan pada tiap TPS      bersifat            spesifik            sesuai  dengan            segmen           pemilih            yang paling dominan dan paling terbuka untuk menerima pesan. Problem utama pemilu di Indonesia ialah Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang kadang tak sesuai dengan kondisi pemilih di lapangan. Akibatnya terbuka peluang oknum tertentu untuk memanipulasi DPT bagi kepentingan diri dan partainya.

Ketiga, kita harus memiliki Sistem Pemenangan yang Jelas (Winning System).

Bila kita telah menjalankan konsep pemenangan berbasis TPS, maka harus disiapkan cara pengamanan untuk tiap perolehan suara. Para saksi di TPS berkoordinasi dengan saksi di kelurahan/kecamatan (PPK) dan KPUD, agar seluruh berkas hasil pemilihan terjaga dengan baik. Jangan hanya sibuk dengan perolehan suara PKS, sebab komposisi perolehan suara partai/kandidat lain juga akan menentukan, termasuk jumlah pemilih yang menunaikan haknya dan angka Golput atau suara tidak sah.

Para saksi itu harus didukung secara logistik dan jaringan informasi, serta dipersiapkan penggantinya bila kondisi sakit atau berhalangan. Tim advokasi hukum dan keamanan dimobilisasi untuk mencegah kecurangan dan melakukan pembelaan bila terjadi sengketa hasil pilkada.

Keempat, kita harus memiliki Tim yang Solid (Winning Team). 

Konsep dan sistem pemenangan terbaik tidak akan ada artinya tanpa SDM operasional yang siap bekerjasama dan memiliki stamina. Di sini diperlukan kesatuan komando pada tiap jenjang organisasi. Setiap pelaksana dan petugas fokus dengan tanggung-jawabnya dan selalu berkoordinasi dengan atasan yang memberi arahan. Atasan ini yang mengetahui peta situasi dan target yang harus dicapai dengan mempertimbangkan semua kendala di lapangan. Sehingga atasan bisa memberi sokongan moral bagi pelaksana/petugas yang kelelahan atau mendapat tekanan dari pihak lain. Atasan juga memberikan penghargaan kepada anggotanya atas segala jerih-payah dan pengorbanan yang diberikan. Atasan dan seluruh anggota di bawahnya ibarat suatu organisme hidup yang menyatu hati dan pikirannya untuk proses pemenangan.

Kelima, kita punya tujuan yang jelas (Winning Goal). 

Motivasi paling kuat bagi setiap manusia untuk berjuang dan berkorban adalah menetapkan tujuan yang akan dicapai. Seseorang yang memiliki tujuan hidup gamblang akan tabah menjalani semua prosedur dan tahan banting menghadapi segala rintangan, karena dia tahu tujuan akhir lebih bernilai daripada pengorbanan apapun. Tujuan partai ikut serta dalam kompetisi politik (pilkada) adalah untuk mendapat kepercayaan masyarakat agar mampu mengelola potensi daerah yang melimpah. Tujuan itu bersifat luhur dan mengatasi segala kepentingan yang sempit. Para kandidat kepala daerah harus menyadari bahwa mereka adalah mandatori partai dan membawa misi politik yang luhur. Jangan sampai terjebak pada godaan sesaat yang popular disebut “3 TA” (tahta, harta dan wanita/pasangan).

Kekuasaan akan membius kita seakan-akan semua orang bisa dikendalikan, kekayaan akan menyihir seakan-akan semua perkara dapat dibeli, wanita/pasangan dapat melalaikan seolah-olah hidup sekadar untuk mendapat segala rupa kesenangan. Falsafah Jawa itu mengingatkan kita semua tentang godaan sesaat, harus dihadapi dengan TA keempat, yakni Waskita (kebijaksanaan) dalam mengelola semua fasilitas hidup. Seseorang yang memahami tujuan hidup dengan jelas akan mampu mengelola dan mengoptimalkan segala fasilitas yang didapatkan. Meraih dukung an untuk berkuasa adalah perjuangan, maka mengelola kekuasaan untuk mewujudkan tujuan luhur adalah perjuangan yang lebih berat.

Jika lima hal di atas dilakukan, insya Allah kemenangan yang diraih akan bermartabat dan berkah.

Allah SWT mengingatkan hal ini dalam Surah Al-Hajj: 77.

 يَٰأَُّٓيهَا ٱَّلذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱرْكَعُوا۟ وَٱسْجُدُوا۟ وَٱعْبُدُوا۟ رََّبكُمْ وَٱفْعَلُوا۟ ٱلخَْيْرَ لعَََّلكُمْ

 تُفْلِحُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, ruku’lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan.”

Rasululkah Saw juga berpesan dalam sebuah hadits yang dicatat Imam Abu Dawud 1227 berikut ini:

 حَدَّثَنَا مُؤَمَّلُ بْنُ الفَْضْلِ الحَْرَّانِيُّ حَدَّثَنَا الوَْلِيدُ حَدَّثَنَا ابْنُ جَابِرٍ عَنْ زَيْدِ بْنِ أَرْطَاةَ الفَْزَارِيِّ عَنْ جُبَيْرِ بْنِ نُفَيْرٍ الحَْضْرَمِيِّ أََّنهُ سَمِعَ أَبَا الدَّرْدَاءِ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ الَّلِ صََّلى الَّلُ عَليَْهِ وَسََّلمَ يَقُولُ ابْغُونِي الضُّعَفَاءَ فَإَِّنمَا تُرْزَقُونَ وَتُنْصَرُونَ بِضُعَفَائِكُمْ قَالَ أَبُو دَاوُد زَيْدُ بْنُ أَرْطَاةَ أَخُو

 عَدِيِّ بْنِ أَرْطَاةَ

Telah menceritakan kepada kami [Muammal bin Al Fadhl Al Harrani], telah menceritakan kepada kami [Al Walid], telah menceritakan kepada kami [Ibnu Jabir], dari [Zaid bin Arthaah Al Fazari], dari [Jubair bin Nufair Al Hadhrami], bahwa ia mendengar [Abu Ad Darda] berkata; saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Carikan orang-orang lemah untukku, sesungguhnya kalian diberi rizki dan diberi kemenangan karena orang-orang lemah di antara kalian.” Abu Daud berkata; Zaid bin Arthaah adalah saudara ‘Adi bin Arthaah.

Jadikan ridha Allah SWT sebagai tujuan hidup kita. Lalu penuhi syarat-syarat meraih kemenangan. Dekatlah dengan Masjid. Dekatlah dengan Orang Miskin. Sebab bisa jadi, mela lui orang-orang lemah inilah kita menggapai keme nangan.

Safari Pemenangan Pilkada dimulai di Kota Depok, Jawa Barat sebagai bagian konsolidasi pemenangan PKS pada pilkada di Jawa Barat. Jajaran DPTP PKS akan langsung turun gunung ke daerah-daerah guna memenangkan calon yang diusung dan didukung oleh PKS. Dalam berbagai survei terakhir, kepercayaan masyarakat terhadap PKS terus meningkat. Kepercayaan publik yang meningkat itu tidak boleh disia-siakan oleh semua komponen di PKS agar wajib berjuang keras memenangkan Pilkada 2020.

Ini merupakan momentum berharga untuk bisa terus mendapatkan kepercayaan publik dan meraih peningkatan suara di berbagai kontestasi pemilu ke depan. Kita harus optimistis. Dalam Pilkada 2020 kita harus berjuang all out. Seluruh pejabat publik, pengurus dan kader, baik di pusat, wilayah dan daerah adalah ujung tombak pemenangan dalam perhelatan Pilkada.

Semangat berjuang all out yang melandasi Safari Pemenangan Pilkada 2020 dari pimpinan PKS ke daerah-daerah harus menjalar ke seluruh kader dan simpatisan. Safari Pemenangan Pilkada ini ingin memastikan semangat dan optimisme kemenangan terus kita tinggikan hingga 9 Desember 2020 mendatang, saat pencoblosan. Sebab modal dasar yang dimiliki PKS adalah kader yang militan, struktur yang solid serta kerjasama kolektif yang baik.

Depok menjadi tuan rumah Safari Pemenangan Pilkada PKS pertama dengan dukungan terhadap pasangan nomor urut 2 yaitu pasangan Idris - Imam. Depok menjadi tonggak safari pemenangan ini. Insya Allah dukungan masyarakat Depok untuk Idris - Imam akan menjadi penyulut semangat daerah-daerah lain guna memenangkan pasangan yang diusung dan didukung oleh PKS.

Sejak pilkada langsung dilaksanakan pertama kali di Indonesia, 2006, PKS selalu berpartisipasi dalam Pilkada dan Alhamdulillah untuk pilkada Kota Depok selalu mendapat kepercayaan publik untuk memimpin sebagai Walikota. Walikota perdana dari kader PKS adalah Dr. Nur Mahmudi Ismail yang menjabat selama dua periode (2006-2016), berkoalisi dengan partai-partai politik lainnya. Kepemimpinan Nur Mahmudi dilanjutkan oleh Dr. Mohammad Idris.

Banyak pihak bertanya dengan nada kritis, “Selama 15 tahun PKS berkuasa di Kota Depok, perubahan apa yang dirasakan masyarakat? Apa bedanya PKS berkuasa dibanding kan dengan partai politik dan kandidat lain yang berkuasa?” Pertanyaan sekaligus kritik itu merupakan masukan berharga bagi PKS, karena itu kepala daerah dari kader PKS harus menampungnya dan meresponnya secara proporsional. Tidak perlu emosi dan reaktif, seakan-akan semua keluhan masyarakat tidak berdasar dan hanya cermin ketidakpuasan kelompok tertentu. Biasanya yang terjadi karena kurang efektif dan luasnya komunikasi publik pejabat dengan seluruh elemen masyarakat, mungkin hanya mengandalkan komunikasi resmi lewat jalur birokrasi, sehingga capaian pembangunan dibayangkan telah diketahui semua warga. Padahal, masih banyak warga yang berada di pinggiran dan mungkin belum tersentuh komunikasi aparat Pemda. Kepala Daerah harus aktif terjun ke pelosok daerah kekuasaannya dan menyerap aspirasi dari segala lapisan warga.

Perubahan yang dilakukan PKS mungkin tidak hanya bersifat fisik berupa pembangunan infrastruktur publik, tetapi banyak yang bersifat nonfisik, misalnya pelayanan publik yang lebih mudah dan cepat, serta kebijakan yang melindungi rakyat banyak. Perubahan yang bersifat fisik seperti pembangunan taman-taman kota dan Alun-alun Kota Depok harus dirasakan manfaatnya oleh semua warga dan dimonitor jumlah warga yang memanfaatkan fasilitas tersebut. Kesan positif akan muncul dari warga yang merasakan langsung perbaikan jalan-jalan publik, saluransaluran air, pasar-pasar tradisional, ruang-ruang belajar, fasilitas puskesmas dan lain-lain. Biarkan mereka bersuara (public voices) sebagai saksi langsung penerima manfaat dan buka forum untuk menggemakan suara warga yang asli, sehingga kelompok-kelompok yang tidak puas akan terlihat dengan sendirinya. Ketidakpuasan yang muncul juga dapat ditelusuri lebih jauh, apakah murni berdasarkan pengalaman nyata di lapangan atau hanya untuk memenuhi kepentingan pribadi dan kelompok karena merasa kepentingannya tidak diakomodir.

Semangat dan optimisme itu harus diikuti dengan lima syarat untuk meraih kemenangan.

Untuk memenangkan pilkada, kita perlu menyerap dan memperjuangkan aspirasi warga. Pasca pilkada, kita harus mengelola aspirasi dan dukungan itu lebih optimal dengan pelibatan dalam program-program Pemerintah Daerah.

Untuk memenangkan pilkada, 
kita perlu menyerap dan
memperjuangkan aspirasi warga.
Pasca pilkada, kita harus mengelola aspirasi dan dukungan itu lebih optimal dengan pelibatan dalam program bermanfaat

Referensi Utama dari Buku : 
MENYELAMATKAN DEMOKRASI DI MASA PANDEMI. 
Penulis : Mohamad Sohibul Iman, Ahmad Heryawan, Ahmad Syaikhu, Habib Aboe Bakar Alhabsyi. Semangat dan optimisme itu harus diikuti dengan lima syarat untuk meraih kemenangan.

Sabtu, 30 Oktober 2021

Sahabat Hebat Mulia, kalau ada pertanyaan "Mengapa HARUS MENANG, menang atau MENANG ? jawabannya adalah karena Kalah itu SAKIT dan PAHIT, maka jangan kalah, jadilah PEMENANG. Baik dalam kontestasi politik atau bisnis.

Sahabat Hebat Mulia, ingatlah janji Alloh dalam QS.(an-Nur/24: 55), dimana Alloh berfirman :  
"Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi".


Nah jadi, mesti kita ingat bahwa dalam setiap Kontestasi, Baik dalam kontestasi politik atau bisnis. akan dimenangkan oleh :
  1. Orang Beriman dan Beramal Kebajikan
  2. Pemilik Mental PEMENANG
  3. Pemilik Kekuasaan
  4. Pemilik Uang
  5. Pemilik Jaringan
  6. Pemilik Teknologi
  7. Lainya …………… (dunia ghaib)
kalau Sahabat Hebat Mulia,, jadi Anda pemilik Apa ? 



Sahabat Hebat Mulia, ingat juga bahwa PARA SAHABAT NABI PUNYA 5 KEPAHLAWANAN :
Pahlawan Di Rumah
Pahlawan Di Masjid
Pahlawan Dimedan Jihad - Dakwah
Pahlawan Dalam Politik (Kekuasaan)
Pahlawan Dalam Ekonomi
Lalu … Anda Pahlawan Apa ?

lalu Sahabat Hebat Mulia jadi pahlawan apa ?


Sahabat Hebat Mulia, tahu ngak, bahwa kemenagan itu wajid dijemput dengan membangun kelayakan, karena kemenangan akan dimiliki oleh pemilik SIKAP MENTAL PEMENANG


Sahabat Hebat Mulia,nah apa saja nih SIKAP MENTAL PEMENANG :
  1. FAHAM DAN IKHLAS
  2. MEMILIKI VISI DAN CITA-CITA UNTUK MENANG. (SUDAH JANJI ALLOH KEMENANGAN BAGI ORANG BERIMAN DAN BERAMAL SHOLEH)
  3. YAKIN DAN OPTIMIS BISA MENANG.
  4. BERANI MENCOBA DAN BERANI GAGAL.
  5. PANTANG MENYERAH.
  6. SABAR MENGHADAPI KESULITAN.
  7. SIAP BERKORBAN DAN MEMBAYAR HARGA KEMENANGAN.
  8. BANYAK BEKERJA, SEDIKIT BICARA.
  9. TIDAK MENCARI ALASAN.
  10. TOTALITAS BERTANGGUNG JAWAB.
  11. TOTALITAS KETEGUHAN
  12. TOTALITAS TAWAKKAL .
Sahabat Hebat Mulia, ingat kalah itu sangaaaaattttt SAKIT dan PAHIT, maka jangan kalah, jadilah PEMENANG. Baik dalam kontestasi politik atau bisnis.

Studi Bidang Kepemimpinan dan Kewirausahaan Populer